Sunday 11 August 2013

Loyalis Anas Ungkap Nazaruddin Orderan Cikeas, Ini Alasannya


Tim loyalis Anas Urbaningrum punya bukti kuat bahwa Nazaruddin benar-benar sebagai orderan dari Cikeas. Apa saja bukti-bukti itu?
“Menurut saya Nazar itu sekarang sudah dapat banyak keistimewaan, di antaranya pertama bisa mencalegkan kakak kandung dan sepupu dekatnya di PD dengan nomor urut cantik,” ujar penasihat hukum Anas, Carrel Ticualu kepada inilah.com, Minggu (4/8/2013).
Carrel menjelaskan keluarga Nazar kini semakin banyak bercokol di Demokrat. Carrel yang sebelumnya adalah kader Demokrat mengatakan, kalau Nazar bisa mengendalikan perusahaan-perusahaannya dari dalam lapas. Itu berarti ada kekuatan yang berada di belakangnya.
“Keistimewaan yang didapatnya, karena sepertinya sudah ada bargain untuk tidak nyebut-nyebut keterlibatan keluarga Cikeas terkait Hambalang dan lain-lain,” jelas Carrel.
Apalagi, lanjut dia, KPK juga sepertinya tidak memanggil lagi Nazar pasca Anas berhenti dari ketum PD. Dan baru sekarang ini KPK memanggil lagi Nazar.
“Memanfaatkan pileg untuk memberikan panggung lagi kepada Nazar menyerang partai lain yang bisa menguntungkan PD. Fakta inilah yang menunjukan KPK sudah terkooptasi oleh kekuasaan sebagai bentuk bargain dari beberapa komisioner KPK,” jelas dia.
Apalagi, sejumlah komisioner seperti Abraham Samad dan Adnan Pandu Praja sudah kena vonis pelanggaran etika. “Maka sudah seharusnya mereka mundur dari KPK, presiden bisa mendesak mereka mundur, bisa juga presiden minta DPR yang memundurkannya,” jelasnya.
Carrel juga menyebut bahwa penguasa telah menyandera Bambang Widjojanto. Laporan ke Mabes Polri oleh anggota DPR dari F-PDIP Sugianto yang dirugikan MK terkait saksi palsu yang dikondisikan BW di MK yang sampai sekarang kasusnya di Mabes Polri juga tidak jalan.
“Ini semua adalah fakta adanya bargain antara komisioner KPK dengan penguasa untuk tidak lagi menyeret-nyeret keluarga Cikeas. Karena target untuk memundurkan AU dari ketum PD sudah tercapai, dengan menggunakan tangan KPK men-TSK kan alias mengkriminalkan AU,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, nama Anas yang kembali disebut-sebut Nazaruddin membuat loyalis Anas geram. Mereka yakin ocehan Nazaruddin ini adalah by order atau ada yang memesan.
“Bagi saya tudingan Nazar atas keterlibatan Anas itu ngawur bin ngawur. Ocehan Nazar ini semakin menegaskan kalau nyanyian Nazar sekadar orderan,” ujar loyalis Anas, Ma'mun Murod Al-Barbasy kepada inilah.com, Minggu (4/8/2013).
Juru bicara ormas Pergerakan Indonesia (PI), organisasi yang didirkan Anas dan sejumlah loyalisnya ini mengatakan, masyarakat sudah bisa menebak siapa yang mengorder tersebut. Menurut dia, orderan itu dari pihak Cikeas alias lingkaran SBY.
“Siapa lagi kalau bukan orderan Cikeas. Masyarakat awam sekalipun mafhum bahwa Nazar tengah menjadi khodimnya (pesuruh) dan pelindung bani Cikeas,” tegas pengajar di FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta ini.
Mantan ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu menjelaskan, bukti-bukti kalau Nazar adalah pesuruh Cikeas sudah jelas terlihat. Tudingan terhadap berbagai pihak adalah upaya untuk mengalihkan pandangan bahwa keluarga Cikeas juga terlibat dalam kasus-kasus korupsi besar.
“Coba saja, Nazar tidak akan pernah bicara soal keterlibatan bani Cikeas dalam beberapa kejahatan korupsi, termasuk proyek Hambalang. Padahal, bukti keterlibatan Ibas dalam kasus Hambalang misalnya, sangat jelas. Dan Nazar tahu itu,” jelas Ma'mun.
Menyeret-nyeret kembali Anas dalam kasus ini, bagi alumnus Universias Muhammadiyah Malang tersebut adalah upaya yang terus menerus menjungkalkan mantan ketu umum Partai Demokrat itu.
“Semakin membikin terang benderang bagaimana keculasan Cikeas dalam uapaya penyingkiran Anas,” tandasnya.
Nazaruddin sebelumnya menyebut sejumlah pihak terlibat dalam kasus korupsi triliunan rupiah di DPR. Seperti kasus E-KTP. Nama Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambe disebut oleh Nazar terlibat. Selain itu, nama Setya Novanto yang juga Bendum DPP Golkar dan Anas Urbaningrum disebut Nazar terlibat dalam proyek tersebut.

Sumber: beritaparpol

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More