Saturday 31 August 2013

Ulil Abshar Abdalla dan Doktrin Freemason


Pluralisme, inilah yang menjadi keyakinan pentolan liberal Ulil Abshar Abdalla. Sosok yang kini menjadi fungsionaris Partai berkuasa di negeri ini dan paling getol membela Ahmadiyah ini mempunyai pandangan yang sama sejalan dengan doktrin humanisme yang dijajakan oleh kelompok Freemason. Dalam pidato kebudayaan menyambut Ulang Tahun JIL di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta beberapa tahun lalu, Ulil menyampaikan pidato bertajuk, “Sejumlah Refleksi Tentang Kehidupan Sosial Keagamaan Kita Saat Ini.” Dalam pidato yang dihadiri oleh kelompok lintas agama, bahkan penganut Ahmadiyah, Ulil mengatakan,
”Apakah kita bisa menerapkan apa yang selama ini dianggap sebagai hukum Tuhan seraya mengabaikan konvensi-konvensi internasional yang disepakati oleh bangsa-bangsa, misalnya konvensi tentang kebebasan sipil? Apakah kita tetap bertahan dengan diktum dalam Quran bahwa seorang suami boleh memukul istri (QS.4:34), sementara kita sekarang memiliki hukum yang melarang kekerasan dalam rumah tangga?….Apakah kita masih harus mempertahankan diktum lama bahwa seorang laki-laki tidak diperbolehkan untuk menjabat tangan seorang perempuan non-muhrim hanya karena ada sebuah hadits yang melarang tindakan semacam itu? Kenapa hukum semacam itu harus dipertahankan? Apa ”rationale-nya”? Apakah alasan yang mendasarinya? Apakah alasan itu masih relevan sampai sekarang? Intinya: Apakah hukum-hukum agama yang memperlakukan perempuan secara diskriminatif masih tetap harus kita pertahankan semata-mata karena hukum itu berasal dari Tuhan?”
Kemudian dalam situs www.islamlib.com, Ulil yang mempunyai syahwat besar untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI) menulis artikel berjudul ”Doktrin-doktrin yang Kurang Perlu dalam Islam.” Ulil menyebut ada 11 doktrin dalam Islam yang kurang perlu dan bertentangan dengan rasio, nilai-nilai kemanusiaan, dan pluralisme. Diantara doktrin yang perlu dibuang jauh-jauh itu adalah,”Doktrin bahwa kesalehan ritual lebih unggul ketimbang kesalehan sosial. Orang yang beribadah lebih rajin kerap dipandang lebih ”Muslim” ketimbang mereka yang bekerja untuk kemanusiaan, hanya karena mereka beribadah tidak secara rutin. Agama bisa ditempuh dengan banyak cara, antara lain melalui pengabdiaan kepada kemanusiaan.”
Saat Perda Anti-Maksiat muncul di berbagai daerah di Indonesia, Ulil berkoar-koar di media menyebut munculnya perda-perda itu sebagai sikap ”keberagamaan yang sungsang”. Perilaku ”sungsang” itu menurut Ulil, karena perda yang dianggap kental dengan syariat Islam tersebut tidak memartabatkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan kata lain, Ulil menganggap perda-perda itu sebagai bencana bagi kemanusiaan dan syariat Islam adalah belenggu bagi martabat kemanusiaan. Jika ada pelacur, yang ditangkap karena mengganggu kesusilaan, Ulil dkk mengganggap penangkapan itu sebagai bagian dari perbuatan jahat melanggar martabat kemanusiaan. Karena atas nama kemanusiaan, demi menghidupi keluarga, bagi Ulil dkk, pelacur berhak mencari makan dengan cara apa saja, termasuk dengan cara menjual tubuhnya. Karena, bagi Ulil dkk, pelacur juga manusia yang butuh makan.
Jika hari ini kita melihat Ulil sebagai sosok yang gencar menyerang pemahaman Islam yang mainstream, bahkan bersuara lantang untuk membubarkan ormas Islam yang berjuang menjaga akidah umat, maka kita tak perlu heran, karena memang bagi Ulil, nilai-nilai kemanusiaan lebih ”superior”, lebih tinggi, dibanding nilai-nilai agama. Munculnya beragam ormas Islam yang berupaya menjaga akidahnya, bagi Ulil adalah gejala kebangkitan fundamentalisme agama yang perlu diwaspadai, persis seperti ungkapannya saat pidato di TIM pada 2010 lalu yang menyatakan, ”Kita harus selalu awas akan dampak-dampak negatif dari fenomena kembalinya agama itu. Sebagaimana kita lihat selama ini, kebangkitan agama bukanlah peristiwa yang seluruhnya mengandung aspek positif.”

Sumber : http://kisahislami.com

Contoh Pemikiran JIL yang Berbahaya



Berikut kita bahas tentang selembar koran harian Tribun Timur(edisi Jumat, 4 Juli 2008 M). Di bawah rubrik Tribun Opini terdapat sebuah tulisan yang nampaknya cukup “ilmiah”. Hal itu terlihat dari judulnya yang tertulis “Islam: Inovasi atau Stagnasi?”yang ditulis oleh Ismail Amin, seorang mahasiswa Mostafa Internasional University Islamic Republic of Iran. Selanjutnya kami sebut dengan “si Penulis”
Nampaknya ilmiah, namun ternyata tulisan ini memuat beberapa perkara yang menunjukkan bahwa tulisan ini tidak ilmiah menurut tinjauan syari’at, bahkan bersifat tendensial. Si Penulis dalam artikel itu berusaha mengomentari kondisi kemunduran teknologi dan perekonomian kaum muslimin yang dikaitkan dengan agama.
Tulisan ini mengingatkan kami dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah-radhiyallahu ‘anhu- dari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Akan datang pada manusia tahun-tahun yang menipu; di dalamnya pendusta dibenarkan, orang jujur didustakan; orang yang penipu dipercaya, dan orang yang amanah dianggap pengkhianat, serta ruwaibidhoh ikut berbicara”. Ada yang bertanya, “Apa itu ruwaibidhoh (orang lemah)?” Beliau bersabda, “Dia adalah seorang hina (dungu) berkomentar tentang urusan umum”. [HR. Ibnu Majah dalam Kitab Al-Fitan (4036). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no.1887)]
Tulisan ini sengaja kami angkat & komentari sebagai contoh sederhana bahwa seorang yang belajar kepada orang-orang Syi’ah-Rofidhoh di Repulik Iran, akan mengalami perubahan dalam gaya bahasa dan berpikir bebas, tanpa kontrol dalam mengeritik perkara yang sudah baku, dan tak ada hak otoritas baginya dalam hal itu. Sampai Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- pun berusaha dikritik. Pembaca akan melihat sepak terjangnya dalam beberapa poin berikut: * Tertipu dengan Kemajuan kaum kafir, dan Bersedih atas Kemunduran Kaum Muslimin dalam Perkara Keduniaan
Para pembaca yang budiman, si Penulis termasuk rangkaian para korban yang tertipu dengan kemajuan kaum kafir –semisal USA- dalam teknologi dan perekonomian, dan sebaliknya menyedihkan ketertinggalan dan kemunduran kaum muslimin dalam hal itu. Dengarkan ia bersedih, “Ketertinggalan bangsa kita, khususnya umat Islam, dalam pengembangan ilmu pengetahuan tidak terbantahkan. Etos keilmuan masyarakat kita sangat rendah”. [Lihat Tribun Timur (hal.4)] 
Sebelumnya ia mengawali kesedihannya dengan menukil ucapan orang yang sepemikiran dengannya, yaitu Nurcholis Madjid saat ia berkata, “Praktis di semua penganut agama besar di muka bumi ini, para pemeluk Islam adalah yang paling rendah dalam sains dan teknologi”.[Tribun (hal.4)] 
Seorang yang menyinari dirinya dengan cahaya Al-Qur’an & Sunnah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, sebenarnya tak perlu terlalu menyedihkan hal itu. Allah -Ta’ala- berfirman,
“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya”. (QS. Ali Imraan: 196-197).
Kebebasan dan kemajuan orang-orang kafir dalam perdagangan dan teknologi tidak perlu menyedihkan kita, karena mereka hanya bersenang-senang dalam waktu pendek. Adapun orang-orang beriman mereka akan mendapatkan kesenangan abadi. Kalian Cuma bisa berusaha di dunia, Allah yang menentukan kemenangan [Lihat Taisir Al-Karim (hal. 162)]
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas diri kalian. Tapi khawatirkan kalau dibukakan dunia bagi kalian sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang (kafir) sebelum kalian, lalu mereka pun berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba meraihnya; (aku juga khawatirkan) kalau dunia itu akan membinasakan kalian sebagaimana dunia telah membinasakan mereka”. [HR. Al-Buhkoriy dalam Shohih-nya (3158, 4015 & 6425), dan Muslim (2961)]
Yang perlu disedihkan adalah terjadinya kemunduran beragama . Kalian akan melihat kemunduran beragama ini dengan merebaknya kesyirikan dimana-mana, bid’ah, maksiat, dan kekafiran sebagaimana yang terlihat di negeri kita, bahkan di negeri yang dikagumi oleh si Penulis, yaitu Iran. Di Iran –khususnya bulan Muharram- banyak terjadi kesyirikan, bid’ah, maksiat, kekafiran dan pelanggaran agama ketika memperingati hari kematian Husain.
Di hari itu mereka (Syi’ah-Rofidhoh) di Karbala’ ( Irak) berpesta pora sambil menzalimi diri mereka dengan melukai kepala mereka sebagai ungkapan belasungkawa atas penderitaan Husain saat ia dibunuh menurut sangkaan mereka yang batil. Di hari itu mereka melakukan acara ritual yang aneh dengan meletakkan dahi mereka dan bersujud di tanah sambil merangkak, menuju pusara Husain yang mereka pertuhankan. Belum lagi kebencian mereka yang amat ekstrim kepada para pejuang Islam, yakni para sahabat, seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Abu Hurairah, A’isyah dan lainnya -radhiyallahu ‘anhum- .
* Pesantren Dianggap sebagai Tempat Pembelengguan Akal 
Di mata si Penulis, pesantren dianggap tempat pembelengguan akal. Ini nampak dalam ucapannya, “Kebanyakan lembaga pendidikan Islam (baca: pesantren) justru menjadi tempat pembelengguan potensi kreatif anak didik yang paling efektif”. [Tribun hal.4] 
Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam dari dulu sampai kini yang menciptakan banyak kader ulama, bukan tempat pembelengguan akal. Jika sebagian pesantren memusatkan perhatiannya dengan masalah agama sehingga mereka minim pengetahuan umumnya, maka ini bukanlah suatu celaan bagi pesantren.
Sama halnya, jika ada lembaga pendidikan umum yang memusatkan perhatiannya dengan ilmu pengetahuan umum sehingga lebih minim ilmu agamanya, maka ini juga bukanlah celaan baginya. Masing-masing lembaga mengembangkan kemampuannya dalam membangun Islam. Perlu diketahui oleh si Penulis, pesantren kini juga telah mengembangkan sayapnya dalam ilmu pengetahuan umum. Lalu mengapa si Penulis menyudutkan pesantren? Apakah si Penulis menginginkan kita semua sibuk dengan ilmu dunia sehingga kita meninggalkan ilmu agama dan semua jahil? Ataukah sekedar cari jalan mencela Islam & ulama agar ia naik pamor?! Wallahu a’lam.
Sebenarnya yang perlu disalahkan (baca: dikritik) oleh si Penulis jika umat Islam terbelakang dalam teknologi adalah para inteketual dan cendekiawan yang berkiprah di ilmu pengetahuan umum. Jangan malah pesantren dikambinghitamkan sehingga pada gilirannya memberikan opini bahwa Islam tidak relevan , statis, dan tidak menerima perkembangan teknologi yang membangun Islam. Jika ada yang memusatkan diri belajar agama, maka tak ada salahnya agar kaum muslimin juga kuat dalam segi agama. Sebab kejayaan itu ada pada kekuatan pemeluknya berpegang teguh dengan agamanya.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah, memegang ekor-ekor sapi (sibuk ternak), ridho dengan bercocok tanam (sibuk tani), dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menguasakan kehinaan atas diri kalian; tak akan dicabut oleh Allah sampai kalian kembali kepada agama kalian”. [HR. Abu Dawud dalam Kitabul Ijaroh (3462). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (11)]
Dengan kembali kepada agama-Nya, maka Allah akan bukakan bagi mereka pintu-pintu kebaikan dan berkah duniawi dan ukhrawi, seperti yang dialami oleh negeri Saudi Arabia. * Berburuk Sangka kepada Ulama & Tidak Menghargai Jasa Para Ulama
Kebiasaan orang Syi’ah-Rofidhoh dalam mencela ulama, ini diadopsi dan diserap oleh si Penulis. Lihat saja ia merendahkan ulama dan menutup mata dari jasa baik mereka saat si Penulis berkata, “Selain itu, apapun dari ustadz dan ulama selalu dianggap benar tanpa studi kritis yang berarti. Islam yang kita kenal dari mereka tidak lebih dari deretan aturan hitam putih”.[Lihat Tribun (hal.4)] 
Apa yang dinyatakan oleh si Penulis tidak bisa dibenarkan secara mutlak. Sebab kaum muslimin paham bahwa para ulama bukan nabi dan rasul sehingga harus taqlid sepenuhnya. Kaum muslimin paham bahwa seorang ulama hanyalah pewaris para nabi dalam menyampaikan risalah Islam, namun mereka tak maksum (tak bersih dari dosa dan kesalahan). Mereka manusia biasa seperti kita, bisa jadi benar atau salah. Jika ia benar karena mengikuti Sunnah, maka kita wajib mengikutinya. Sebaliknya, jika mereka keliru karena menyelisihi sunnah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, maka kita tinggalkan ucapan ulama tersebut, dengan tetap memuliakannya sesuai posisinya, tanpa ekstrim dalam mendudukkan mereka seperti nabi atau tuhan !! Al-Imam Malik -rahimahullah- berkata, “Setiap orang boleh diambil ucapan dan pendapatnya, dan juga boleh ditinggalkan kecuali penghuni kubur ini (yakni Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-)”. [Lihat Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlih (2/91)oleh Ibnu Abdil Barr]
Jadi, para ulama adalah pewaris para nabi dalam menyampaikan risalah Islam, didudukkan pada tempatnya, tanpa mengkultuskannya, dan tidak pula merendahkan dan menghinakannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Sedang para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham. Tapi mereka hanya mewariskan ilmu (agama). Jadi, barang siapa yang mengambilnya, maka sungguh ia telah mengambil bagian yang banyak”. [HR. Al-Bukhoriy secara mu’allaq dalam Kitabul Ilmi (1/37), Abu Dawud dalam Kitab Al-Ilmi (3641), At-Tirmidziy dalam Kitabul Ilmi (2682), dan Ibnu Majah (223). Lihat Shohih Al-Jami’ (6297)]
Si Penulis bukan Cuma ulama masa kini yang direndahkan, bahkan sahabat dan murid Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, yaitu sahabat Abu Hurairah. Tak heran jika si Penulis melakukan hal itu, sebab para pendahulu mereka dan guru mereka di Iran yang beragama Syi’ah-Rofidhoh, amat besar kebenciannya kepada para sahabat, utamanya Abu Hurairah, karena beliaulah yang banyak meriwayatkan hadits yang berisi ajaran Islam. Mereka mencela Abu Hurairah agar dapat menjauhkan kaum muslimin dari Islam.
Dengarkan si Penulis merendahkan sahabat Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-,“Maksimalisme agama pada dasarnya hanya menempatkan otak hanya sebagai isi kepala tanpa peran berarti… Maksimalisme agama hanya akan menyeret manusia zaman Bill Gates ini ke zaman Abu Hurairah”. [Lihat Tribun (hal.4)]

Ini merupakan pelecehan kepada sahabat Abu Hurairah, sebab ucapan ini menjelaskan bahwa Abu Hurairah termasuk orang yang terpasung otaknya, hanya membebek buta kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Bahkan ini merupakan pelecehan kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, sebab menuduh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah memasung otak dan akal para sahabatnya, tanpa dibiarkan berpikir. Sungguh ini adalah ucapan kufur yang bisa membuat seorang murtad, sebab mengolok-olok Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman”. (QS. At-Taubah: 65-66).
Syaikh Ibnu Nashir As-Sa’diy -rahimahullah- berkata ketika menafsirkan ayat ini, “Sesungguhnya mengolok-olok Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya adalah kekafiran yang mengeluarkan orang dari agamanya, karena prinsip agama ini terbangun di atas pengagungan kepada Allah, agama, dan Rasul-Nya. Sedangkan mengolok sesuatu di antara perkara itu adalah merobohkan prinsip ini, dan menentangnya dengan sekeras-kerasnya”. [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal. 343)]
Demikian pula mengolok-olok sahabat, apalagi sampai merendahkan dan mencelanya, bahkan sampai mengkafirkannya. Perbuatan seperti hanyalah dilakukan kaum zindiq (munafiq). Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda dalam menerangkan martabat para sahabat,
“Janganlah kalian mencela para sahabatku. Andaikan seorang di antara kalian berinfaq emas sebesar gunung Uhud, niscaya infaq itu tak mampu mencapai satu mud infaq mereka, dan tidak pula setengahnya”. [HR.Al-Bukhary dalam Ash-Shahih (3470), Muslim (2541)].
Al-Imam Abu Zur’ah Ar-Rozy -rahimahullah- berkata, “Apabila engkau melihat seseorang mencela salah seorang sahabat Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam-, maka ketahui bahwa orang itu zindiq. Karena Rasul -Shollallahu ‘alaihi wasallam- di sisi kami benar, dan Al-Qur’an adalah kebenaran. Sedangkan yang menyampaikan Al-Qur’an ini kepada kami adalah para sahabat Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam-. Mereka (para pencela tersebut) hanyalah berkeinginan untuk menjatuhkan saksi-saksi kami agar mereka bisa membatalkan Al-Kitab dan As-Sunnah. Padahal celaan itu lebih pantas bagi mereka, sedang mereka adalah orang-orang zindiq”. [Lihat Al-Kifayah, (hal. 49)]
Terakhir, kami nasihatkan melalui ucapan Al-Hafizh Ibnu Asakir -rahimahullah-, “Ketahuilah bahwa daging para ulama -rahmatullah alaih- adalah beracun. Diantara sunnnatullah dalam menyingkap aib orang yang merendahkan mereka adalah telah dimaklumi, karena mencela mereka dengan sesuatu yang tak ada pada mereka adalah perkaranya besar”. [Lihat Tabyiin Kadzib Al-Muftari (hal. 29)]
Mudah-mudahan torehan pena ini menjadi nasihat bagi si Penulis dan orang-orang yang tertipu dengan agama Syi’ah-Rofidhoh. Kami berharap kepada Allah Yang Maha Pemurah lagi Penyayang agar kami dimatikan di atas Islam yang dibawa oleh para sahabat.

Sumber :
http://almakassari.com

Friday 30 August 2013

Logo 3 in 1 ; Saudi – Yahudi Zionis – Wahaby Dajalis


Para pengunjung & pembaca blog SalafyIndonesia yg budiman. Pemilik Blog tidak akan memberikan banyak komentar di sini. Kita hanya akan menayangkan beberapa foto nyata dari fenomena yang kite temui di Saudi, terkait dengan hubungan erat antara Saudi-Yahudi Zionis-Wahabisme.
Silahkan para pembaca yang budiman mengamati, merenungkan, berpikir sejenak lantas menilainya sendiri.
Anda kenal istilah dan logo ini bukan?

Illuminati Symbols 
Ya, itu masih ada kaitannya dengan pembahasan yang di $ 1  US itu.

dollar_bill_showing_new_world_order 

Sekarang kita perhatikan, ternyata simbol atau logo itu banyak kita temukan di lembaga yang berafiliasi/condong ke sekte Wahaby dan atas dukungan Saudi. Kita perhatikan;

Monumen apa ini, Jeddah Eye (1 mata) 

Monumen 1 mata ini berada di Jeddah dengan sebutan ‘Jeddah Eye’. Ada apa ini?

RS Jeddah dg Logo Zion 

Logo itupun dijadikan simbol salah satu Rumah Sakit di Jeddah. Apa ini kebetulan? Tunggu dulu…
Di tingkat nasionalpun logo mata 1 dipakai untuk lembaga pemerintah untuk urusan Seni dan Kebudayaan. Apa ini kebetulan? Kita lihat lagi…

Pusat-Kebudayaan-Zionis-Saudi

LogoSecurity-Saudi-Zionis 

Di atas ini sebagai bukti, masalah security/keamanan juga bersimbol 1 mata. Ada apa?

saudi-arabia-police-badge 

Dinas kepolisian pun menggunakan logo mata 1. Kenapa? Lihat foto-foto di bawah ini dengan teliti:

Zionis Penjaga Haramain (Makkah-Madinah)

Polisi-ZionisSaudiWahhaby

police which patrol outside the Masjid with dajjali eye 

Sekali lagi perhatikan, apa itu semua kebetulan?

Lihat dg teliti

Jika pihak kepolisian saja sudah mereka kuasai maka jangan heran jika banyak sombol LSM-LSM di Saudi yang menggunakan logo yang mirip. Ini contohnya:

LSM sosial di Saudi

Kenapa semua itu bisa terjadi? Jawabnya, karena penguasanya pun Zionis Dajalis. Lihat simbol kerajaannya:

kerajaan-zionis-wahhaby

Oleh karenanya, jangan heran jika kaum muslimin yang melaksanakan Haji atau Umrah, yang menangani juga agen Zionis Wahaby Dajalis. Lihatlah simbol mereka (urusan Haji/Umrah):

Haji pun ditangani Zionis Dajalis Saudi Wahaby

Sehingga pengawasan gerak-gerik jemaah haji & umrah pun selalu dipantau oleh Zionis Wahaby Dajalis:

Zionis Pengawas Masjidin Nabi & Masjidil Haram 

Hubungan apa yang di kantor tadi dengan analisa ini:

Logo Saudi Zionis

Makanya tidak mengherankan jika di banyak tempat di Saudi -termasuk Makkah dan Madinah- terdapat gambar 1 mata, seakan mereka bangga telah menguasai Tanah Suci kaum muslimin. Ini contohnya:

Ini kebanggaan mereka

Sampai-sampai tokoh ulama mereka pun seakan disetting harus matanya bermasalah, minimal satu mata. Ini contohnya:

Ulama Sekte Dajalis WahabySheikh-Abdulaziz-bin-Abdullah

Makanya, dari awal mereka ingin, jangan sampai kaum muslimin benar-benar datang ke Makkah untuk berhaji. Untuk itu, dibangunlah Mal-Mal yang banyak menjual Produk Zionis, agar kaum muslimin terlena untuk belanja dan dapat diperas uangnya. Ini rencana mereka ke depan, dengan pengepungan Masjidil Haram dengan Mall dan Hotel Mewah:

Makkah 1

new_mecca_2

Apa ini semua kebetulan? T.I.D.A.K…mereka telah menguasai Jantung Umat Islam yaitu Haramain. Mereka bekerja siang-malam untuk itu, secara terprogram dengan baik.

Yang menjadi pertanyaan sekarang:
MASIHKAH KAUM MUSLIMIN AKAN TETAP DIAM DAN MEMBIARKAN HARAMAIN MEREKA KUASAI?
MASIHKAH KITA KAUM MUSLIMIN INDONESIA MEMBIARKAN SEKTE WAHABY DAJALIS ITU MERAMBAH KE SEGENAP PENJURU TANAH AIR? INGAT KASUS RADIO-TV RODJA!
KAUM WAHABY DAJALIS DUKUNGAN ZIONIS SAUDI HARUSNYA BERPEGANGAN DENGAN KITAB ASLI MEREKA
 Harusnya ini kitab suci mereka 

INI JAWABAN KITA KEPADA PENGIKUT SEKTE WAHABY DAJJALY… T.I.D.A.K..titik !!!

Anti Wahabi
SADARLAH KAUM MUSLIMIN INDONESIA TENTANG BAHAYA ZIONIS WAHABI SAUDI SEKTE DAJAL YANG KIAN MEREBAK, BAHKAN MELAKUKAN AKSI-AKSI TEROR UNTUK MENGGANGGU STABILITAS BANGSA DAN NEGARA KITA TERCINTA!!!

Mengingat Kembali Debat Ilmuwan Atheis Dengan Imam Abu Hanifah R.A


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim … Dikisahkan ada sekelompok ilmuwan besar athéis bangsa Romawi, hendak beradu argumentasi dengan para ulama disebuah masjid. Tujuannya ingin menjatuhkan dan mempermalukan Islam dikalangannya sendiri.
 
Setelah dilihatnya masjid telah dipenuhi orang banyak, naiklah salah seorang dari ilmuwan kafir itu keatas mimbar dan mulai menantang umat untuk berdebat soal keberadaan Allah.
 
Diantara yang hadir bangkit seorang pemuda dari antara shaf-shaf itu, dialah Abu Hanifah ra muda, Beliau melangkah menuju mimbar dan berkata;

“Perkenankan saya Abu Hanifah ingin bertukar pikiran dengan tuan-tuan”

Sambil berusaha menguasai suasana, dengan kerendahan hati Abu Hanifah berkata, “Baiklah sekarang apa yang akan kita perdebatkan.”

Para ilmuwan kafir itu heran sekaligus kagum akan keberanian Abu Hanifah, karena beliau hanya sendiri, sementara mereka ada beberapa orang.

Mulailah para athéis mengajukan pertanyaannya, yang dibagi dalam 6 kategori: ..

1. Kapan Allah ada? ..
2. Maksud Allah Menghadapkan WajahNya ..
3. Zat Allah SWT ..
4. Dimana Allah berada? ..
5. Takdir Allah SWT ..
6. Bukti Adanya Allah ..


1. KAPAN ALLAH ADA?
Atheis: Pada tahun berapa Robbmu dilahirkan?
Abu Hanifah: Allah berfirman: “Dia (Allah) tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.”
Atheis: Pada tahun berapa Dia berada?
Abu Hanifah: Dia berada sebelum adanya sesuatu.

Atheis: Tolong berikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah: Angka berapa sebelum angka empat?

Atheis: Angka tiga
Abu Hanifah: Angka berapa sebelum angka tiga?

Atheis: Angka dua
Abu Hanifah: Angka berapa sebelum angka dua?

Atheis: Angka satu
Abu Hanifah: Angka berapa sebelum angka satu?

Atheis: Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah: Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang hakiki, tidak ada yang mendahului-Nya?

2. MAKSUD ALLAH MENGHADAPKAN WAJAHNYA ..?
Atheis: Kemana Robbmu menghadapkan wajahnya?
Abu Hanifah: Kalau kalian membawa lampu di gelapnya malam, kemana lampu itu menghadapkan wajahnya?
Atheis: Ke seluruh penjuru.
Abu Hanifah: Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma
buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta?ala, Nur dari segala cahaya langit dan bumi?


3. ZAT ALLAH SWT ..?
Atheis: Tunjukkan kepada kami tentang zat Robbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah: Pernahkah kalian mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis: Ya, pernah.
Abu Hanifah: Semula ia berbicara dengan kalian dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam dan tidak bergerak. Nah, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis: Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah: Apakah waktu keluarnya roh itu kalian masih ada disana?
Atheis: Ya, kami masih ada
Abu Hanifah: Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat, seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Atheis: Entahlahlah kami tidak tahu.
Abu Hanifah: Kalau kalian tidak bisa mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah mahluk, bagaimana kalian bisa memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta?ala?!!

4. DIMANA ALLAH BERADA ..?
Atheis: Dimana kira-kira Robbmu itu berada?
Abu Hanifah: Kalau kami membawa segelas susu segar ke sini, apakah kalian yakin kalau dalam susu itu terdapat lemak?
Atheis: Tentu.
Abu Hanifah: Tolong perlihatkan padaku, dimana adanya lemak itu?
Atheis: Membaur dalam seluruh bagian susu.

Abu Hanifah: Kalau lemak yang termasuk mahluk itu, tidak mempunyai tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak kalian meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta?ala?

5. TAKDIR ALLAH SWT ..
Atheis: Kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, lalu apa kegiatan Robbmu kini?
Abu Hanifah: Ada pekerjaanNya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan.
Atheis: Kalau orang masuk syurga ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah: Hitungan angka pun ada awalnya tapi tidak ada akhirnya.
Atheis: Bagaimana kita bisa makan dan minum disyurga tanpa buang air besar dan kecil?
Abu Hanifah: Kalian sudah mempraktekkannya ketika kalian berada di dalam perut ibu kalian. Hidup dan makan-minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita lakukan hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
Atheis: Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dengan dinafkahkan?
Abu Hanifah: Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan ilmu kita semakin berkembang dan tidak berkurang.

6. BUKTI ADANYA ALLAH ..?
Atheis: Perlihatkan bukti keberadaan Robbmu kalau memang dia ada
Abu Hanifah ra mengambil tanah liat, lalu dilemparkannya tanah liat itu ke kepala orang atheis itu .
Para hadirin gelisah melihat peristiwa itu, khawatir terjadi keributan, tetapi Abu Hanifah menjelaskan bahwa hal ini dalam rangka untuk menjelaskan jawaban yang di minta kepadanya. Hal ini membuat orang atheis mengenyitkan dahi,
Abu Hanifah: Apakah lemparan itu menimbulkan rasa sakit di kepala anda?
Atheis: Ya, tentu saja.
abu hanifah: Dimana letak sakitnya?
Atheis: Ya, ada pada luka ini.

Abu Hanifah: Tunjukkanlah padaku bahwa sakitnya itu memang ada, baru aku akan menunjukkan kepadamu dimana Robbku!
Orang atheis itu tidak menjawab tentu saja tidak bisa menunjukkan rasa sakitnya, karena itu adalah suatu rasa dan ghaib tapi rasa sakit itu memang ada.
Atheis: Baik dan buruk sudah ditakdirkan sejak awal, tetapi kenapa ada pahala dan siksa?
Abu Hanifah: Kalau anda sudah mengerti bahwa baik dan buruk itu bagian dari takdir, mengapa anda kini menuntut aku agar di hukum karena melempar tanah liat ke dahi anda? Bukankah perbuatan itu bagian dari takdir?
… Akhir perdebatan itu para ilmuwan besar atheis tersebut masuk Islam di tangan Imam Abu Hanifah ra .. Subhanallah .. Allahu Akbar! …
Wallahu’alam bishshawab, ..

Sumber : http://kisahislami.com

Resep Coca Cola Terbongkar, Dicurigai Mengandung Alkohol


Situs broadcasting online This American Life mengklaim telah menemukan resep rahasia minuman ringan Coca Cola, yang di dalamnya terdapat bahan alkohol,berdasarkan foto berisi replika resep John Pemberton, penemu racikan bahan baku Coca Cola.
 
Selama ini minuman ringan Coca Cola, cukup digemari oleh banyak kalangan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain memang memberikan sensasi yang enak, salah satu yang membuat minuman ini populer, adalah resep rahasia yang terkandung dalam minuman itu.

Setelah sekian lama menjadi misteri, sebuah situs bernama thisamericanlife.org mengklaim berhasil mengungkap kandungan dan porsi bahan-bahan yang terdapat di dalam minuman tersebut.

Namun seperti dilansir Telegraph, Kamis (17/2/2011), salah satu kandungan yang tersaji dalam resep rahasia Coca Cola itu adalah, penggunaan alkohol sebagai bahan penyertanya. Disebutkan di situs tersebut, bahan alkohol dicampurkan sebanyak 8 ons, bersama dengan puluhan resep lainnya.

Ini cukup mengejutkan memang, karena sejatinya alkohol merupakan zat yang termasuk dilarang bagi sebagian agama tertentu, termasuk di Indonesia.

Seperti diketahui, John Pemberton sendiri merupakan penemu racikan bahan-bahan yang kini disebut sebagai minuman bersoda, Coca Cola. Pemberton sejatinya adalah ahli farmasi yang hidup pada tahun 1886. Sejak ditemukan, resep pembuatan Coca Cola hingga saat ini masih menjadi misteri.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pihak Coca Cola mengenai klaim dari situs thisamericanlife.org tersebut. Sehingga masih perlu dipertanyakan apakah resep yang dipublikasikan situs itu, benar atau diragukan.

Berikut daftar resep rahasia pembuatan Coca Cola.
Cairan ekstrak Coca 3x 1/8 drams USP
Citric acid 3 ons
Caffeine 1 ons
Sugar 30 (sebutan kuantitasnya tidak jelas)
Water 2.5 gal
Lime juice 2 pints 1 qrt
Vanilla 1 ons
Caramel 1.5 ons atau lebih sebagai pewarna
7X rasa ( 2 ons perasa untuk 5 galon sirup)
Alcohol 8 ons
Orange oil 20 tetes
Lemon oil 30 tetes
Nutmeg oil 10 tetes
Coriander 5 tetes
Neroli 10 tetes
Cinnamon 10 tetes.
Ukuran yang dipakai internasional:
1 Dram US (3,887935 g)
1 oz = 28 grams
1 Gallon (4,546092 dm3)
1 Pint (0,568262 dm3)

Coca Cola memang menjadi minuman paling digemari, selain rasanya yang nikmat, keunikan lain yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah resep pembuatannya yang memang tidak diumbar secara umum. Tidak hanya dikalangan awam, sampai tim produksi di bagian Coca Cola pun tidak mengetahuinya.

Seperti yang diungkapkan seseorang yang pernah terlibat dalam pembuatan produksi Coca Cola di Indonesia. Menurutnya, tidak ada satupun tim produksi yang mengetahui secara utuh cara membuat minuman soft drink yang sangat populer di dunia itu.

“Kita di tim produksi hanya membuat Coca Cola dengan me-mixing campuran antara air, gula dan konsentrat Coca Cola. Nah konsentrat itu berbentuk serbuk dan dikirim langsung dari Coca Cola pusat,” terang orang tersebut, yang minta namanya dirahasiakan, kepada okezone, Kamis (17/2/2011).

Dia menyebutkan tidak bisa menerka-nerka apakah campuran bahan-bahan yang tersaji di serbuk esktrak Coca Cola tersebut. Termasuk apakah itu mengandung bahan seperti alkohol atau tidak.

“Kalau sekedar dari indera penciuman, saya tidak menemui bau-bau seperti bahan alkohol gitu,” katanya.
Memang, pada setiap kemasannya, Coca Cola hanya mencantumkan komposisi sebagai berikut: air berkarbonasi gula, konsentrat Coca Cola termasuk karamel.

Tanpa pencantuman kandungan alkohol dalam kemasannya, Coca Cola berhasil lolos dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) serta mendapat sertifikasi halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Menurut sumber okezone di BPOM, Coca Cola mendapatkan sertifkasi dari BPOM karena memang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh badan tersebut.

“Salah satu syaratnya adalah standar penggunaan karbonasi di minuman itu. Coca Cola di Indonesia sudah memenuhinya, jadi mendapatkan izin BPOM,” sebut sumber okezone itu.

Namun dia tidak bisa menjelaskan secara detail apakah kandungan rahasia Coca Cola itu mengandung alkohol apa tidak. Karena BPOM, menurutnya, tidak mengetahui apa saja isi resep rahasia perusahaan minuman asal Amerika Serikat itu.

“Kita juga tidak melakukan penelitian kalau tidak ada laporan dari masyarakat. Karena toh sampai saat ini tidak ada masalah,” tandasnya.

Telegraph, Kamis (17/2/2011), melansir situs thisamericanlife.org yang baru-baru ini memaparkan kandungan dan porsi bahan-bahan yang terdapat dalam Coca Cola. Bukan hanya itu, thisamericanlife juga memberikan bukti foto seseorang tengah membuka foto berisi replika resep milik John Pemberton, yang notabene merupakan penemu racikan bahan baku Coca Cola.

Selain bahan-bahan seperti ekstrak Coca, citric acid, kafein, karamel dan sebagainya, resep itu menyertakan alkohol yang dicampur sebanyak 8 ons. Alkohol jelas merupakan zat yang dilarang sebagian agama tertentu.
Meski demikian, hingga saat ini, belum diketahui apakah Coca Cola yang beredar di Indonesia juga mengandung alkohol.

Sumber : http://kisahislami.com

Wednesday 28 August 2013

Ironi Demokrasi!! Koruptor 1,2 Triliun Uang Negara Dilepaskan MA


JAKARTA – Terbukti sudah bahwa sistem demokrasi yang didengungkan kelompok sekuler dan liberal ternyata tidak bisa memberikan keadilan terhadap masyarakat secara menyeluruh, khususnya kepada rakyat kecil.
Jika yang melakukan tindak pelanggaran hukum rakyat kecil dan miskin, seaakan-akan hukum begitu kuat dan perkasa. Namun jika yang melakukan pelanggaran hukum orang kaya dan para penguasa, hukum menjadi mandul.
Hal ini sebagaimana kasus yang terjadi pada Soedjiono Timan, konsultan dan juga mantan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Dirut PT BPUI) pada tahun 1995 sampai 1997.
Putusan Mahkamah Agung (MA) yang menganulir vonis Kasasi 15 tahun penjara terhadap Soedjiono Timan dan dibatalkannya ganti rugi Rp 1,2 triliun membuat masyarakat kehabisan kata-kata dan geleng-geleng kepala.
Tak hanya masyarakat dan tokoh bangsa dan lembaga anti korupsi yang heran dengan putusan tersebut. Internal MA juga dibuat terperanjat dengan vonis bebas yang penuh kontroversial tersebut.

...Sedih, putusan ini menyedihkan...

“Sedih, putusan ini menyedihkan,” kata mantan hakim agung Prof Dr Komariah Emong Sapardjaja, Selasa (27/8/2013) seperti dilansir detik.
Mantan hakim MA yang juga Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpadj) Bandung ini pensiun pada 31 Juli 2013 lalu, atau tepat pada hari dimana vonis Peninjauan Kembali (PK) Soedjiono Timan dikabulkan oleh MA.
Berdasarkan informasi dari media massa yang didapat, Komariah yakin banyak kejanggalan di balik vonis PK tersebut. Salah satunya adalah pertimbangan hakim yang mendasarkan pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Putusan MK No 003/PPU-IV/2006 tidak mengakui ajaran 'melawan hukum' dalam arti materiil sebagaimana dianut oleh Pasal 2 dan 3 UU No 31/1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. MK menganggap bahwa melawan hukum dalam arti materiil itu bertentangan dengan hak atas kepastian hukum yang adil sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945.
“Jika dasar putusan (PK -red) tersebut adalah putusan MK, maka pemohon PK tidak bisa dilepaskan/ontslaag. Soal putusan MK ini juga tentang disertasi saya, saya berani berdebat,” ujarnya.

...Jika dasar putusan (PK -red) tersebut adalah putusan MK, maka pemohon PK tidak bisa dilepaskan/ontslaag...

Mantan dekan FH Unpadj ini seakan-akan masih tidak percaya jika hakim agung Suhadi, hakim agung Andi Samsan Nganro, dan dua hakim ad hoc Sofyan Marthabaya serta Abdul Latief mengabulkan PK Timan.
Sebab nyata-nyata, lanjut Komariah, Soedjiono Timan masih buron karena melarikan diri dari hukuman pengadilan dan sampai saat ini belum tertangkap oleh aparat.
“Soal kehadiran terpidana jelas diatur dalam pasal 266 KUHAP dan banyak yurisprudensi MA soal kasus ini. Sudah benar apa yang disampaikan Pak Krisna Harahap (hakim ad hoc tipikor di tingkat Kasasi/PK Prof Dr Krisna Harahap -red) soal hal ini,” pungkas Komariah.
Perlu diketahui bersama, Soedjiono Timan mengkorupsi uang negara di BUMN PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) sehingga negara mengalami kerugian keuangan sekitar Rp 2 triliun.
Pria kelahiran Jakarta 9 Mei 1959 ini merupakan seorang pengusaha asal Indonesia. Dan dari tahun 1995  hingga 1997 ia menjabat sebagai Dirut PT BPUI. Ia saat ini merupakan seorang buronan karena melarikan diri dari hukuman pengadilan.

...Soal kehadiran terpidana jelas diatur dalam pasal 266 KUHAP dan banyak yurisprudensi MA soal kasus ini...

Oleh pengadilan, Timan diputuskan bersalah karena telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai Dirut BPUI dengan cara memberikan pinjaman kepada Festival Company Inc. sebesar 67 juta dolar AS, Penta Investment Ltd sebesar 19 juta dolar AS, KAFL sebesar 34 juta dolar AS, dan dana pinjaman Pemerintah (RDI) Rp 98,7 miliar sehingga negara mengalami kerugian keuangan sekitar 120 juta dolar AS dan 98,7 dolar Singapura.
Pada pengadilan tingkat pertama di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Timan dibebaskan dari tuntutan hukum karena perbuatannya dinilai bukan tindak pidana, tapi hanya perdata saja.
Menanggapi vonis bebas itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengajukan Kasasi dan meminta Majelis Kasasi menjatuhkan pidana sebagaimana tuntutan terhadap terdakwa yaitu pidana delapan tahun penjara, denda Rp 30 juta subsider enam bulan kurungan, serta membayar uang pengganti Rp 1 triliun.
Pada Jum’at, 3 Desember 2004, Majelis Kasasi MA yang dipimpin Ketua MA saat itu, Bagir Manan, Artidjo Alkostar SH (Anggota I), H Parman Soeparman SH (Anggota II), H Iskandar Kamil SH (Anggota III), Arbijoto SH (Anggota IV) memvonis Sudjiono Timan dengan hukuman 15 tahun penjara, denda Rp 50 juta, dan membayar uang pengganti sebesar Rp 369 miliar dan USD 98 juta atau total Rp 1,2 triliun.
Namun, saat Kejaksaan hendak mengeksekusi Sudjiono Timan pada Selasa, 7 Desember 2004, yang bersangkutan sudah tidak ditemukan pada dua alamat rumah yang dituju di Jalan Prapanca No. 3/P.1, Jakarta Selatan maupun rumah di Jalan Diponegoro No. 46, Jakarta Pusat dan dinyatakan buron dengan status telah dicekal ke luar negeri oleh Departemen Hukum dan HAM.
Pada 17 Oktober 2006, Kejaksaan Agung Republik Indonesia mulai menyebarkan foto dan datanya ke masyarakat melalui televisi dan media massa sebagai salah satu 14 koruptor buron kelas kakap yang sedang dicari.
Kini, di tingkat PK, Soedjiono Timan kembali lepas dalam perkara yang diketok pada 31 Juli 2013 lalu oleh hakim agung Suhadi. “Mengabulkan permohonan PK Timan. Membatalkan putusan kasasi. Ini perkara perdata (bukan pidana -red),” alasan Suhadi pekan lalu. [Khal-fah/dbs]

Sumber : m.voa-islam.com

REKAYASA SKENARIO KODOK MELAHAP GAJAH


Gebrakan PT Transindo Multi Prima (TMP) mengakuisisi Bentoel Putra Primabagaikan kodok yang melahap seekor gajah. Siapa di belakang sang kodok?

Di alam nyata, kodok memang tak mungkin melahap gajah. Tapi, di duniapasar modal analogi semacam itu bisa saja terjadi. Contoh paling baru,adalah apa yang terjadi pada akuisisi Bentoel Prima oleh PT TransindoMulti Prima.Bayangkan, total aset TMP tak lebih dari Rp 7 miliar. Tapi, perusahaanini bisa mengakuisisi Bentoel Prima yang beraset lebih dari Rp 1triliun. "Itulah cerita kodok memakan gajah," ujar seorang investor,enteng.
Bagi investor di pasar modal, akuisisi seperti itu tidaklah terlalumerisaukan. Malah, mereka akan bersenang hati bila mendapat gain darifluktuasi harga saham perseroan. Apalagi, diakui, tak banyak yang mampumelakukan itu. Praktik begini hanya bisa dilakukan oleh mereka yangpunya nyali besar dan kemampuan rekayasa finansial tinggi.
Gebrakan TMP tidak saja mengejutkan, tapi juga memunculkan tanda tanya.Bagaimana perusahaan yang tak terlalu diperhitungkan ini bisa melahapperusahaan yang jauh lebih besar. Dan, bukan hanya satu, tapi duasekaligus. Selain Bentoel, TMP juga mengakuisisi PT LestariputraWirasejati (LW).Padahal, berdasarkan catatan keuangan per Oktober 1999, total aset TMPhanya Rp 6,84 miliar. Nilai aset ini jauh lebih kecil dari aset BPmencapai Rp 1,02 triliun dan aset LW sekitar Rp 99,11 miliar.
Bagaimanapun, pemegang saham Transindo telah menyetujui akuisisi sahamBentoel dan Lestariputra masing-masing 75 persen saham. Setelahakuisisi, nama Transindo Multi Prima lalu berubah menjadi BentoelInternational Investama.Sebelumnya, santer diperdebatkan bahwa spekulan kelas kakap George Sorosbakal menguasai Bentoel. Tak heran, ketika Transindo berhasilmengakuisisi dua perusahaan itu, orang mengaitkannya dengan Soros. Meskipada kenyataannya Bentoel diambil oleh Transindo, tapi orang tetapmelihat ada jejak-jejak Soros di sini.
Bagaimana alur penguasaan itu berjalan? Rencana pengalihan saham duaperusahaan itu diawali dengan right issue senilai Rp 349,13 miliarlembar. Sebesar Rp 315 miliar digunakan untuk mengakuisisi saham Bentoeldan sisanya Rp 35 miliar untuk saham Lestari.
Dalam aksi itu, PT Bhakti Investama bertindak sebagai pembeli siaga.Kita tahu, Bhakti inilah yang menjadi jembatan petualangan Soros. Sudahbukan rahasia lagi kalau Soros telah mengantongi 14,5 persen sahamBhakti, sebagaimana diakui sang dirut Bambang Harry Tanoesoedibjo.
Apakah Soros mengambil bagian selaku pembeli siaga? Harry tidakmembantah kemungkinan itu. "Yang jelas, di belakang kami ada banyakinvestor asing, termasuk Soros. Tidak tertutup kemungkinan Sorosmengambil bagian dalam tanggung jawab kami sebagai pembeli siaga," ujarHarry, diplomatis.Bhakti yang menjadi mitra Soros di Indonesia tampaknya punya kepentinganyang serius di balik cerita kodok memangsa gajah itu. Paling tidak,rapat pemegang saham telah menempatkan Harry di posisi presidenkomisaris. Adik kandung Harry, Rudy Tanoesoedibjo menempati posisi wakilpresiden direktur.
Jauh-jauh hari, Harry telah menegaskan, Bhakti Investama memang sedangdiarahkan untuk menjadi perusahaan investasi. Sinyalemen yang lebih serumengatakan, Bentoel International Investama bakal jadi anak perusahaanBhakti Investama. Ini klop dengan rencana Harry untuk menjadikan Bhaktisebagai perusahaan investasi. Benarkah demikian? Harry tak mauberkomentar. Sinyalemen keberadaan si raja portofolio di balik akuisisiitu pun makin kuat.PT Bentoel Prima (BP) sesungguhnya merupakan salah satu anak perusahaanobligor kakap Grup Rajawali, milik pengusaha Peter Sondakh. BPmengantongi kewajiban senilai Rp 214,29 miliar dari total utang macet Rp2,14 triliun. Celakanya, pemegang saham mayoritas atas nama PT AmanatSurya Kudus juga terjerat petaka yang sama. Perusahaan investasi inimasih harus berurusan dengan BPPN karena tunggakan utang senilai Rp 8,20miliar. Nilai akuisisi 75 persen saham Bentoel senilai Rp 315 miliar,paling tidak, bisa menutupi kewajiban dua perusahaan itu senilai Rp222,49 miliar.
Masih JauhSelain berganti nama, Transindo dikenal getol mengganti core business.Semula, dengan nama Rimba Niaga Idola, perusahaan ini bergerak di bidangtekstil. Tahun 1997, perusahaan ini beralih ke bisnis perdagangan umumdan namanya pun berganti menjadi Transindo Multi Prima. Tak puas dibisnis ini, manajemen perusahaan melirik bisnis distribusi rokok.
Dari sini pula Transindo menjadi kendaraan beberapa pemodal untukmenguasai saham Bentoel Prima yang kebetulan sedang punya problemkeuangan. Namanya pun berganti menjadi Bentoel International Investama.Nama Bentoel mengekspresikan pealihan konsentrasi bisnis, sedangkaninvestama, boleh jadi berkaitan dengan kehadiran Bhakti Investama disana.
Soal nama Bentoel yang mendompleng, sempat mengundang perdebatan."Praktik seperti itu, de facto merupakan back door listing," ujarseorang analis asing. Hanya saja, itu masih disiasati dengan penguasaanportofolio melalui perusahaan lain. Toh, menurut dia, yang palingdiandalkan adalah bisnis rokok.Sinyalemen lain mengatakan, hal itu dilakukan untuk memuluskan niatSoros yang lebih tertarik menguasai portofolio. Maksudnya, agar adasaluran lewat perusahaan publik. Dengan begitu, bila kondisi kurangmenguntungkan, saham akan bisa diguyur ke pasar.
Skenario pembelian saham dua perusahaan itu (Bentoel dan Lestariputra),sontak menggelembungkan kinerja perseroan. Asetnya membengkak dari Rp6,8 miliar (per Oktober 1999) menjadi Rp 1,38 triliun. Trnsindo mendadakjadi perusahaan besar. Bahkan aset PT Lestariputra pun jauh mengungguliTransindo yakni sebesar Rp 99,11 miliar.
Selain memproduksi rokok, Bentoel Prima masih memiliki beberapa divisipenunjang seperti pengemasan, printing serta transportasi. Lestariputrapun masih di sektor yang sama dengan Bentoel. Perusahaan ini memproduksidan memperdagangkan rokok kretek. Salah satu merek yang terkenal adalahStar Mild.Di bursa, sebelum rencana akuisisi itu diembuskan, saham Transindosesungguhnya tergolong tak aktif diperdagangkan. Belakangan, pergerakansaham ini tampak sangat tidak wajar. Sejak November 1999 hingga 14Januari 2000, saham ini sama sekali tak diperdagangkan dan terpaku diposisi Rp 1.600 per lembar. Tak lebih sebulan kemudian, tepatnya 8Februari, harga sahamnya telah melambung ke posisi Rp 19.000 per lembar.
Atas lonjakan dahsyat itu, Harry punya jawaban. "Ya, kalau harga sahamGudang Garam bisa di angka belasan ribu, mengapa tidak untuk BentoelInternational Investama," ujar Harry Tanoesoedibjo, enteng.
Anehnya, belum juga berakhir bulan Februari, pada tanggal 18 Februarilalu, saham ini telah terjerembab ke posisi Rp 7.750 per lembar.Rupanya, tak mudah untuk untuk menyaingi Gudang Garam. Seorang analismengatakan, upaya Bentoel International Investama menyaingi harga sahamGudang Garam tak bakal terwujud. Selain size-nya kecil, pangsa pasarBentoel dan Star Mild jauh di bawah produk Gudang Garam. Apalagi,akuisisi itu baru langkah awal untuk konsolidasi. Jadi, perusahaan inimasih harus membuktikan dulu kinerjanya.

Masya Allah! 12 Yayasan ini Dituduh PBNU sebagai Salafi-Wahabi Penebar Teror


Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siraj kembali merilis 12 yayasan Islam yang dituduh sebagai Salafi Wahabi penebar benih radikal dan teror yang mengajarkan doktrin pengeboman.
Pernyataan itu disampaikan pada acara workshop “Deradikalisasi Agama Berbasis Kyai/Nyai dan Pesantren” yang digelar Muslimat NU di Park Hotel Jakarta, Sabtu (3/12/2011).
Dua belas yayasan Salafi Wahabi yang dituding Said Aqil Siradj antara lain sebagai berikut:
1. Yayasan Al Sofwa di Lenteng Agung, Jakarta Selatan (diketuai Maman Abdurrahmadan dan Farid Uqbah),  
2. As-Sunnah di Cirebon (alamat di Jl. Kali Tanjung Kecamatan Grahsan Cirebon, diketuai Salim Bajerei, didirikan oleh Yusuf Utsman Baisa, dan didanai oleh Kholid Bawazi, pemilik pabrik mie di Jeddah),
3. Yayasan Al-Fitrah di Surabaya, di Jalan Arif Rahman Hakim Perumahan Galaksi Ruko 26 sampai 30 (diketuai oleh Ainul Haris),
4. Yayasan Al-Faruq di jalan Danau Toba, Jember.
5. Yayasan Ulil Albab di Lampung, Sukabumi dan Bogor yang diketuai Yazid Jawaz.
6. Yayasan Ihya Turats,
7. Yayasan An-Nida dan sebagainya.
“Ada dua belas yayasan yang indikasinya di situlah Radikalisasi tumbuh; di Lenteng Agung namanya Al Shofwah, ketuanya namanya Maman Abdurrahman dan Farid Oqbah. Di Cirebon As Sunnah, Jl. Kali Tanjung Kecamatan Grahsan, Cirebon, ketuanya namanya Salim Bajri yang mendirikan Yusuf Baisa, yang mendanai namanya Kholid Bawazir yang punya pabrik mie di Jeddah. Di Surabaya Jl. Arif Rahman Hakim, perumahan Galaxy, Ruko 26 sampai 30, namanya Yayasan Al Fitroh, ketuanya namanya Ainul Haris. Di Jember Jl. Danau Toba, Yayasan Al Faruq. Di Bandar Lampung namanya Yayasan Ulil Albab ketuanya namanya Yazid Jawas, yayasan inilah yang di Sukabumi Jl. Cimangling, di Bogor Jl. Cijeruk. Inilah yayasan-yayasan yang mengajarkan Islam Radikal atau wahabi,” rinci Said Aqil di hadapan puluhan Muslimat NU.
Said menuding, dua belas yayasan Wahabi itu mengajarkan ideologi Islam Radikal sehingga lahirlah aksi pemboman masjid Cirebon.
“Yayasan-yayasan itulah yang mengajarkan ajaran Islam radikal atau Wahabi. Pelaku bom Masjid Mapolresta Az-Zikra di Cirebon, Gus Syarifuddin adalah jebolan As-Sunnah Cirebon. Bahkan telah mengafirkan bapaknya sendiri. Begitu juga dengan pelaku pengeboman Gereja Bethel di Solo, yakni Gus Ahmad Yosefa juga merupakan alumunus As-Sunnah. Lalu pelaku bom Ritz Carlton, Syaifuddin ternyata dari Manis Lor Kuningan,” tukas Said Agil.  
Kiyai yang sering mendapat gelontoran dana dari Muammar Kaddafi Libya ini juga mengeneralisir kelompok-kelompok Wahabi yang ditudingnya itu semuanya harus diwaspadai. Sedangkan kelompok yang paling keras, menurut Said Aqil, adalah kelompoknya Syaikh Abdullah bin Sururi.
Bagaimana dengan  Al-Irsyad? Apakah termasuk yang disebut Salafi Wahabi? KH. Said Siraj menjelaskan bahwa Al-Irsyad terbelah dua, salah satunya diketuai Wahabi moderat. “Al-Irsyad terbagi dua. Adapun Al-Irsyad yang resmi yang diketuai oleh KH  Abdullah Djaidi adalah Salafi wahabi yang moderat,” kata Said Agil.  
Kiyai yang dalam buku Kristen terang-terangan menyatakan bahwa Tauhid Islam sama dengan Trinitas Kristen itu, juga menyebut-nyebut ormas Hidayatullah sebagai gerakan radikal yang mengusung wacana Negara Islam. “Hidayatullah fokus di bidang pendidikan. Tapi, Hidayatullah punya cita-cita, targetnya adalah mendirikan Negara Islam.”
Anehnya, setelah mengakui adanya kelompok Salafi Wahabi moderat, Said Aqil memvonis semuanya sebagai kelompok ekstrem dan radikal. “Semua Salafi Wahabi itu ekstrem, tidak ada yang moderat. Mereka kerap menebar benih kekerasan dan radikalisme,” ketusnya.
Sekilas saja, validitas  data yang dirilis Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj itu meragukan. Misalnya menyebut yayasan Al-Sofwah dipimpin oleh Ustadz Farid Oqbah dan Ustadz Aman Abdurrahman. Siapapun aktivis akan tertawa terkekeh-kekeh mendengar data ini, karena semua orang tahu, Ustadz Farid Oqbah adalah Pimpinan Islamic Centre Al-Islam, bukan pimpinan Al-Sofwah. Sedangkan Ustadz Aman Abdurrahman, memang pernah menjadi staf karyawan di Al-Sofwah, tapi tidak pernah menjabat sebagai pimpinan.
Nampaknya kiyai nomor satu di PBNU ini harus menata ulang adab  berbicara dan menjaga lisannya, jika ia masih beriman bahwa seluruh ucapan dan perbuatan pasti dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Berkatalah baik atau diam! [taz, widad, desastian]

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More