Saturday 28 June 2014

Angka Pernikahan karena Hamil Duluan di Ponorogo Cukup Tinggi




Jakarta - Ada fakta tak terduga di Ponorogo, Jawa Timur. Di Kota Santri itu ternyata angka permohonan izin menikah karena belum cukup umur cukup tinggi.

"Kebanyakan permohonan itu diajukan karena calon istri telah hamil duluan," kata Panitera/Sekretaris Pengadilan Agama (PA) Ponorogo, Chusnul Hadi, seperti dikutip detikcom dari website MA, Rabu (18/6/2014)

Sesuai ketentuan Pasal 7 UU 1/1974 tentang Perkawinan, batasan usia calon suami minimal 19 tahun dan calon istri harus berusia minimal 16 tahun. Jika calon suami belum berusia 19 tahun dan calon istri belum berusia 16 tahun, maka harus mendapat dispensasi dari pengadilan.

Pada tahun 2013, PA Ponorogo menerima lebih 200 permohonan dispensasi nikah yang diajukan. Dalam setahun, PA Kelas IB itu menangani sekitar 2.300 perkara yang kebanyakan adalah perkara cerai.

"Tahun ini jumlah permohonan dispensasi nikah lebih banyak lagi," kata Chusnul Hadi.

Ponorogo dijuluki sebagai Kota Santri karena masyarakat di wilayah ini terkenal agamis. Di wilayah ini terdapat banyak pondok pesantren, baik yang modern maupun tradisional. Salah satu yang paling terkenal adalah Ponpes Gontor. Di Ponorogo juga berdiri beberapa perguruan tinggi Islam yang perkembangannya cukup pesat. Di antaranya adalah STAIN Ponorogo dan Unmuh Ponorogo.

Di sisi lain, angka perceraian di wilayah ini terhitung cukup tinggi. Sebagaimana di Kabupaten Malang, banyak warga Ponorogo yang bekerja sebagai TKI dan TKW.

"Mereka yang jadi TKI dan TKW itu banyak yang cerai," ujar Chusnul Hadi.

Mengenai tingginya permohonan dispensasi nikah karena calon istri hamil terlebih dulu, Chusnul Hadi mengatakan bahwa hal itu terjadi karena maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja.

"Mungkin orang tua mereka kurang mengontrol," tandasnya.


Sumber : Detikcom

Surat Al-Muthaffifin Sebutkan Sistem Ekonomi Islam


PERBEDAAN sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak haya pada hal-hal yang bersifat aplikatif. Namun mulai dari falsafahnya sudah berbeda. Di atas falsafah yang berbeda ini dibangun tujuan, norma dan prinsip-prinsip yang berbeda. Hal ini karena keyakinan seseorang mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku, gaya hidup, dan selera manusia. Dalam konteks yang lebih luas, keyakinan juga mempengaruhi sikap terhadap orang lain, sumber daya, dan lingkungan.
Falsafah ekonimi Islam secara umum dapat dilihat dari Surat Al-Muthaffifin ayat 1 sampai 6. Allah berfirman:
(1)  للمطففين ويل
(2)  يستوفون الناس على اكتالوا إذا
(3)        يخسرون وزنوهم أو كالوهم وإذا
(4)  مبعوثون أنهم أولئك أنهم مبعوثون
(5)  عظيم ليوم
(6)   العالمين لرب الناس يقوم يوم

1) Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.
2) (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.
3) Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka   mengurangi.
4) Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.
5) Pada suatu hari yang besar.
6) (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
Ayat di atas menunjukkan adanya hubungan yang erat antara agama, keyakinan kepada Allah SWT, keyakinan kepada hari Akhir, perilaku ekonomi, dan sistem ekonomi. Karena itu, dari sisi tujuannya, ekonomi Islam bertujuan mencapai kesejahteraan manusia dalam rangka ibadah kepada Allah.
Umat Islam juga meyakini bahwa Allah SWT
 yang menciptakan bumi beserta isinya. Karena itu, pemilik hakiki bumi dan seisinya adalah Allah SWT. Manusia hanya diberi hak pakai (sebagai amanah). Karena itu, manusia memiliki kewajiban untuk mengelolanya sesuai dengan otorisasi Syara’ (berdasarkan norma-norma Islam).
Hal ini karena apapun yang dilakukan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah Swt. Dampak positifnya adalah manusia akan senantiasa hati-hati dalam bertindak dan akan selalu memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Dengan falsafah tersebut, dalam konsep kepemilikan misalnya, sistem ekonomi Islam berbeda dengan sistem ekonomi kapitalisme. Abdul Sami’ al-Mishri dalam Pilar-Pilar Ekonomi Islam, merinci konsep kepemilikan. Pertama, kepemilikan hanya ada dalam area yang tidak menimbulkan kedzaliman bagi orang lain. Kedua, tidak semua barang bisa dimiliki individu.
Barang-barang yang menyangkut kebutuhan orang banyak tidak bisa dimiliki, seperti padang rumput, sumber air dan sumber energi. Ketiga, terdapat hak milik orang lain atas barang yang dimiliki oleh seorang muslim, dan harus ditunaikan sesuai dengan ketentuan Allah (zakat, infak, shadaqah, dan sebagainya). Keempat, kepemilikan harus didapatkan dengan jalan halal.  [sn/Dikutip dari Majalah Saksi/Untung Wahyono/Pustaka Saksi]
Sumber : Islampos.com

Monday 16 June 2014

Jadi Tersangka KPK, Walikota Palembang: Saya Ikhlas


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan status tersangka terhadap Walikota Palembang Romi Herton beserta istrinya, Masitoh. Keduanya dijadikan tersangka dalam kasus dugaan suap pengurusan sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK).

Menanggapi penetapan dirinya sebagai tersangka, Romi mengatakan sebagai warga negara yang baik, dirinya akan taat hukum jika nanti dipanggil KPK.

“Saya akan menghadapi dengan ikhlas dan saya akan taat hukum, kalau dipanggil nanti saya akan patuh hukum. Insya Allah saya akan memberikan keterangan sesuai apa saya berikan. Saya ikhlas,” kata Romi Herton di kediamannya di Jalan Wiro Suntiko Nomor 09, Kelurahan Bukit Kecil, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang, Sumatra Selatan, Senin (16/6/2014). Dikutip dari liputan6.

Romi pun mengatakan bahwa dirinya baru mendapatkan informasi penetapan tersangka dari running text televisi dan belum mendapatkan surat resmi dari pihak yang berkompeten.

Untuk menghadapi hal tersebut, ia mengakui tidak ada persiapan khusus, baik upaya hukum maupun pengacara khusus. “Saya kira tidak apa-apa, saya akan hadapi ini dulu. Tidak ada pengacara, belum ada,” ujar Walikota Palembang.

Kendati tersangkut kasus suap, ia menjamin bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang harus tetap jalan. Terlebih sudah terlihat suatu tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.

Di mana, lanjutnya, pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Palembang naik cepat dari Rp 1,85 triliun menjadi Rp 3,2 triliun. Pertumbuhan ekonomi ini dinilainya harus dihargai dan diteruskan oleh penerusnya ke depan.

Menyoal istrinya yang turut terseret dalam kasus ini, Romi mengatakan bahwa keluarganya adalah keluarga pejuang yang kuat. “Keluarga saya sebagai keluarga pejuang harus kuat, anak-anak saya harus kuat, karena saya tidak mencuri harta negara. Saya mempertahankan hak saya,” tambahnya.

Romi pun membantah saat ditanyakan perihal tuduhan akan pengakuan palsu yang ia berikan saat sidang sebelumnya. “Siapa yang palsu, nanti lihat hakim-lah,” sanggahnya.

Ia juga seakan membungkam suara ketika ditanyakan soal hukuman seumur hidup yang dibebankan kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar. “Saya no comment,” pungkasnya. (liputan6/sbb/dakwatuna)



4 Fakta kasus keracunan di RS Boromeus Bandung


Rumah sakit adalah sebuah tempat dimana para dokter dan perawat untuk merawat pasien yang sakit. Namun dokter maupun suster bukanlah dewa ataupun malaikat yang bisa terlindung dari berbagai macam penyakit karena mereka mengetahui segala jenis penyakit. 

Ratusan dokter dan suster di Rumah Sakit Boromeus Bandung menderita keracunan pada Sabtu (14/6) dini hari diduga karena memakan catering yang biasa mereka makan saat bekerja. Kejadian ini terungkap ketika ratusan dokter dan perawat di RS Boromeus makan catering pada Jumat (13/6) siang. Lalu pada Sabtu dini hari ratusan dokter dan suster tersebut mengalami diare, mual dan muntah-muntah secara bersamaan.

Karena tak kunjung membaik maka mereka memeriksakan diri mereka ke RS tempat mereka bekerja. Pihak rumah sakit mengaku terkejut akan adanya kejadian yang menimpa ratusan dokter dan perawat ini. Hingga saat ini masih ada sebagian lebih dokter dan perawat yang dirawat secara intensif di RS tempat mereka bekerja ini Boromeus.

Berikut 4 Fakta kasus keracunan di RS Boromeus Bandung:

1. Makan katering lalu ratusan pegawai muntah-muntah
Sekitar 100-an perawat dan dokter di Rumah Sakit (RS) Borromeus Bandung mengalami keracunan makanan. Pihak RS menduga kejadian ini berasal dari makanan rekanan catering. UGD RS Borromeus pun merawat mereka yang menjadi korban keracunan.

Kejadian terjadi pada korban pada Sabtu 14 Juni lalu. Beberapa orang yang merasakan gejala diare dan muntah-muntah mulai berdatangan. Jumlah nya diperkirakan mencapai 100 orang yang berasal dari internal rumah sakit.

"Mereka yang makan catering ini Jumat siang, dan gejala baru terasa pada Sabtu dini hari," kata Dirut RS Borromeus Suriyanto, Senin (16/6).

Hingga saat ini beberapa orang masih menjalani perawatan baik secara rawat jalan atau rawat inap.

2. Korban keracunan hanya suster, dokter dan pegawai RS
Rumah Sakit (RS) Borromeus Bandung masih melakukan perawatan intensif terhadap 50 karyawannya yang diduga keracunan makanan. Ada sekitar 100 korban yang merupakan dokter, suster serta karyawan lainnya. 

Pihak RS Borromeus memastikan tidak ada korban selain pihak internal rumah sakit. Direktur Utama RS Borromeus Suriyanto mengaku, makanan untuk pasien berasal dari dapur rumah sakit. Adapun untuk karyawan berasal dari catering rekanan yang selama ini sudah dipakai jasanya.

"Tidak ada korban yang berasal dari masyarakat umum. Yang dari catering hanya internal karyawan. Sementara para pasien makan dari dapur rumah sakit," katanya Senin (16/6).

3. Korban sudah ada yang diperbolehkan pulang
Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Boromeus Suriyanto mengatakan bahwa 50 dari 100 korban keracunan, saat ini sudah diperbolehkan pulang untuk menjalani rawat jalan. "Sedangkan sisanya masih ada di ruang rawat inap," jelasnya.

Pihaknya memperbolehkan sebagian karyawannya yang keracunan tersebut lantaran kondisinya sudah membaik dan tidak sefatal yang dirawat inap di RS Boromeus. Suriyanto juga mengatakan bahwa pihak rumah sakit sedang mendalami kejadian keracunan yang menerpa karyawannya, karena yang keracunan hanya pihak karyawannya.

Menurutnya makanan yang disantap oleh para pegawainya ini berasal dari dapur karyawan. Sedangkan yang memasak adalah koki yang berasal dari catering rekanan yang selama ini digunakan jasanya untuk konsumsi pegawainya.

4. Dinkes melakukan penyelidikan terkait kasus keracunan
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung akan menelusuri penyebab keracunan yang menimpa ratusan karyawan RS Borromeus Bandung. Tim khusus sudah dikerahkan untuk mengetahui penyebab keracunan massal itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanegara, mengatakan tim tersebut nanti akan melakukan penelusuran terhadap sisa makanan dari rekanan katering rumah sakit pelat merah itu. "Kita akan cari sisa-sisanya. Masih ada gak yang menyimpan sisa itu. Mudah-mudahan sample itu bisa kita dapatkan," katanya di Bandung, Senin (16/6).

Dia berharap, penyedia jasa makanan itu masih memiliki bank sample yang seharusnya tidak dibuang dalam 1x24 jam. "Jadi kalau ada apa-apa bisa memudahkan. Soalnya bisa saja bukan dari makanan, tetapi dari penyimpanan atau dalam perjalanan," ujarnya.


Sumber : http://m.merdeka.com/peristiwa/4-fakta-kasus-keracunan-di-rs-boromeus-bandung/dinkes-melakukan-penyelidikan-terkait-kasus-keracunan.html

Sunday 15 June 2014

Ridwan Kamil Beberkan Solusi untuk Lokalisasi Saritem


Bandung. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tetap memprioritaskan pembangunan pusat emas di Lokalisasi Saritem. Pusat bisnis tersebut menjadi solusi agar warga setempat tidak kembali menjalankan bisnis prostitusi.

“Ada rencana dibuat pasar emas di situ (Saritem). Lokasinya deket Pasbar (Pasar Baru), bisa narik wisatawan, dan mempekerjakan warga lokal. Supaya orang yang tidak ada urusan dengan bisnis itu, bisa melanjutkan kehidupan ekonominya,” ucap Ridwan di Plaza Balai Kota Jalan Wastukancana Kota Bandung.

Ridwan menyatakan, memang solusi untuk Saritem menjadi perdebatan. Tetapi pada kepemimpinan dirinya dengan Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial ingin diselesaikan secara ekonomi.

“Ada perbincangan kenapa gak jadi RTH (ruang terbuka hijau). Ada rencana yang tidak bisa langsung eksekusi. Sebelum eksekusi, ada solusi ekonomi hadir,” tuturnya.

Dia menegaskan, dalam waktu dekat solusinya rutinitas eksekusi penertiban yang dimulai Jumat (13/6/2014). Penertiban menunggu waktu tepat.

“Setelah kemarin, kita bikin strategi kreatif. Pembebasan terus dilakukan, ujung-ujungnya solusi ekonomi yang menurut kami sudah ideal. Ini aspirasi memuncak, juga jelang puasa,” tandasnya.

Ridwan menyebutkan, memang ada upaya pembebasan lahan agar lokalisasi berhenti total. Tetapi ada kendala karena masalah pembelian aset sedang dalam sorotan aparat penegak hukum.

“Kondisi rumah yang jadi aset Pemkot dibikin fungsi sementara agar tidak nganggur. Dalam 2-3 tahun, pembelian aset bisa dilanjutkan. Kita akan hati-hati dalam beli membeli aset,” ungkap Ridwan.

Untuk solusi, Ridwan akan meminta pihak swasta yang ingin membangun di Kota Bandung untuk membeli aset di Saritem dan menghibahkan lagi ke Pemkot Bandung.

“Pemerintah bisa memberikan izin bangunan yang melebihi dari kebutuhan dengan cara mengompensasi menyediakan ruang publik atau kepentingan umum. Kalau secara tata kota masih oke, boleh lebih, tapi buktikan untuk kepentingan publik. Jadi yang membeli aset itu swasta, tapi dihibahkan jadi aset ke kota. Itu lebih aman,” pungkasnya.  (inilah/sbb/dakwatuna)



Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/06/15/53158/ridwan-kamil-beberkan-solusi-untuk-lokalisasi-saritem/#axzz34kaf0jwg

Saritem Mulai 'Hidup' Kembali, Alarm Buat Wali Kota Bandung


Sebanyak 21 PSK dan 7 pasangan mesum ditangkap oleh petugas gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP kota Bandung, dalam sebuah razia penyakit masyarakat (Pekat) di eks lokalisasi Saritem, Bandung, pada Jumat (13/06/2014), seperti yang dilaporkan oleh berbagai media lokal di Bandung. Saritem merupakan tempat lokalisasi yang sebenarnya sudah ditutup oleh Pemkot Bandung tahun 2008 lalu.

Munculnya kembali aktivitas terlarang di lokalisasi Sarietem ini, mendapat tanggapan dari Ustadz Syarief Hidayatullah pengurus Ormas Islam Pemuda Persis Jawa Barat. Ustadz Syarief mengatakan sebenarnya untuk kasus Saritem berada di bawah wewenang wali kota Bandung untuk mengatur dan membubarkannya.

“Jika Pak Emil (Sapaan Akrab Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil – red) mau serius membubarkan semua praktek prostitusi di sana (Saritem – red) maka itu sangat mudah” katanya kepada voa islam melalui pesan pendeknya pada Sabtu (14/06/2014).

Ustadz Syarief juga menuturkan bahwa pihaknya dari Ormas Islam bisa diajak kerja sama untuk rehabilitasi lokalisasi tersebut dengan mengoptimalkan peranan (pesantren) Darul Taubah yang agaknya kurang optimal.

“Jadi, hemat kami persoalan tersebut (praktek prostitusi Saritem) kembali kepada kebijakan publik dari Walikota Bandung agar tidak terjadi anarkisme dari kaum muda muslim yang sudah gerah melihat mereka (PSK)” pungkasnya.
Sementara itu, Ustadz Agung perwakilan Front Pembela Islam (FPI) Jawa Barat, memberikan tanggapannya terkait “hidup”nya kembali praktek haram prostitusi di Saritem Bandung. Ia mengatakan memang maksiat tidak akan hilang sampai kiamat, tapi FPI sudah ikhtiar merubah lokalisasi (Saritem) jadi pesantren.
“Hasilnya kita serahkan kepada Alloh SWT, bukan sepenuhnya tugas FPI tapi semua orang yang beragama Islam dan domisili kota Bandung...pada kemana???” ujarnya melalui pesan kepada voa islam, Sabtu (14/06/2014).

Ustadz Agung juga mengatakan melalui pesan pendeknya bahwa DPD FPI Jabar akan melakukan ta’ruf dan audiensi tentang “bebas maksiat di bulan Ramadhan” bersama Gubernur Jabar dan jajarannya pada hari Jum’at, 20 Juni 2014, ba’da shalat Jum’at.

Sedangkan Ketua Ormas Gerakan Pagar Aqidah Jabar, Ustadz Suryana Nurfatwa, menyatakan sikapnya atas munculnya kembali praktik haram prostitusi di Saritem Bandung.

“Lokalisasi di Saritem atau di manapun harus ditutup paten baik bulan Ramadhan atau bulan-bulan lainnya” ujarnya melalui sms kepada voa islam, Sabtu (14/06/2014).

Soal munculnya kembali praktik haram prostitusi di Saritem, yang tahun 2008 lalu sudah ditutup oleh Pemkot Bandung, tim voa islam juga mencoba meminta tanggapan dari Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial melalui sms. Namun, sampai berita ini ditulis, Oded M. Danial yang merupakan kader dari partai PKS ini, belum memberikan jawaban. [PurWD/Adi/voa-islam.com]
* Gambar: PSK Saritem saat berada didalam mobil Dalmas usai dirazia petugas gabungan TNI, Polri dan Satpol PP, Jumat, (13/6/2014) sore. [adm/kompas]

Sumber : http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2014/06/15/30937/saritem-mulai-'hidupkembalialarm-buat-wali-kota-bandung/

Friday 13 June 2014

Calon Presiden Prabowo dan Jokowi Dijadikan Bahan Taruhan di Situs Online


Di tengah sengit-sengitnya pertarungan antara Prabowo dan Jokowi, dalam memperebutkan kursi Presiden Republik Indonesia, ternyata di dunia maya kedua calon presiden ini justru dijadikan bahan taruhan alias judi para pengguna internet.

Kapolda Jabar Mochamad Iriawan memerintahkan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) untuk lakukan penyelidikan terkait ditemukannya kedua calon presiden yang dipertaruhkan di halaman situs judi online (daring) di www.Bola88.com, pada Sabtu (7/6/2014).

"Kami akan coba melakukan penyelidikan terkait ditemukannya nama calon presiden yang dipertaruhkan di situs judi online," kata Iriawan saat diwawancarai, Selasa (10/6/2014) seperti yang ditulis oleh Pikiran Rakyat Online.

Iriawan mengatakan bahwa ada satuan yang akan khusus melakukan penyelidikan yaitu salah satu bagian yang ada di Direktorat Reserse Kriminal khusus. Penyidik dari satuan tersebut pun kata dia akan mendalami tentang adanya salah satu situs yang memampangkan capres untuk dijadikan bahan taruhan di situs judi daring.

"Tidak hanya itu, Ditreskrimsus pun akan bekerjasama dengan Ditreskrimum dalam penyelidikan tersebut, karena di Krimsus ada ada cybercrime dan di Krimum membidangi facecontrol judi susila. Jadi saling berkaitan," ujarnya, Dia pun menambahkan, tidak hanya Polda Jabar, jika terbukti dan ternyata keberadaan servernya berada di provinsi lain atau pun dinegara lain, pihaknya akan bekerjasama dengan Bareskrim Mabes Polri.

Dalam sebuah masyarakat yang “sakit”, apapun memang bisa terjadi dan dilakukan oleh manusia, tidak peduli apakah itu dilarang oleh syari’at atau tidak. Judi, memang bukan sutau perbuatan yang baru. Sejak dahulu, judi memang sudah ada. Pada masa Rasulullah, orang jahiliyah pada masa itu juga sangat hobi untuk berjudi. Yang membedakan, hanyalah bentuknya saja. Seperti yang baru-baru ini terjadi, pemilihan Presidennya di negaranya sendiri dijadikan sebagai barang taruhan. Mudah-mudahan Presiden yang akan terpilih nantinya juga tidak melakukan “perjudian” dalam program-programnya.

Judi sendiri dalam Islam jelas terlarang, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur’an Surat Al Maidah ayat 90-91."Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)." [PurWD/Adi/voa-islam.com]

Sumber : http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2014/06/13/30909/calon-presiden-prabowo-dan-jokowi-dijadikan-bahan-taruhan-di-situs-online/

Anggota polisi tewas dikeroyok massa saat berduaan dengan janda



Seorang anggota Polsek Mukomuko, Bengkulu, Brigpol Jalius Sinnurat tewas dikeroyok massa di Kamis (12/6) malam sekitar pukul 11.00 WIB. Pejabat Camat XIV Koto, Aran, di Mukomuko membenarkan terjadinya peristiwa pengeroyokan anggota polisi di Dusun 19 Desa Tanjung Mulya itu.

Menurutnya, aksi pengeroyokan anggota polisi ini berawal karena warga geram dengan tingkah polisi tersebut lantaran sering berduaan dengan seorang janda yang ada di desa Tanjung Mulya. Akhirnya belasan warga yang memergoki kasi berduaan itu langsung mengeroyok Brigpol Jalius hingga tewas.

Bagaimana cerita anggota polisi tersebut bisa dikeroyok? Lalu siapa saja yang melakukan pengeroyokan tersebut? Berikut 4 fakta di balik kasus pengeroyokan polisi tersebut:

1. Sering berduaan dengan janda



Brigadir Polisi Jalius Sinnurat, personel Kepolisian Sektor Kecamatan Kota Mukomuko yang menyandang status duda ini diketahui oleh warga sering berduaan dengan seorang janda. Warga sudah geram karena di desa itu sering terjadi permasalahan pasangan bukan muhrim yang digerebek sedang berduan. 

Bahkan saat rapat desa kecamatan pernah menyinggung itu agar desa mencarikan solusi agar permasalahan itu tidak terulang lagi. Akhirnya karena sering berjalan berdua dan masuk kedalam rumah, warga memutuskan untuk menggerebek korban untuk mengetahui apa yang sebenarnya mereka lakukan di dalam kediamannya yang bertempat di Dusun 19 Desa Tanjung Mulya.

2. Dikeroyok warga hingga tewas


Warga yang geram karena sering melihat personel Kepolisian Sektor Kecamatan Kota Mukomuko, Bengkulu, Brigadir Polisi Jalius Sinnurat ini berduaan dengan seorang janda, akhirnya melakukan penggerebekan. Karena warga sudah kepalang naik pitam dengan anggota polisi yang berstatus duda tersebut akhirnya dia dikeroyok oleh belasan warga. Karena tidak mampu melawan belasan warga tersebut akhirnya anggota polisi tersebut tewas ditempat.

Setelah mendapatkan laporan anggotanya ada yang tewas dalam aksi pengeroyokan oleh warga, tim Reskrim Polres Mukomuko langsung menangkap 4 orang warga yang diduga pelaku. Dan dari situ polisi melakukan pengembangan.

3. Belasan warga ditangkap diam-diam


Setelah membawa empat warga di desa tersebut, pada Jumat dini hari sekitar pukul 04.00 WIB, sejumlah warga di desa itu kembali diamankan oleh polisi. Polisi menangkap warga secara diam-diam.

"Kalau jumlah persisnya kami tidak begitu hapal tetapi keterangan dari warga setempat orang-orang di desa itu yang dibawa polisi pada Kamis malam hingga Jumat dini hari ini sekitar 17 orang," kata Pejabat Camat XIV Koto, Aran, di Mukomuko, Jumat, (13/6).

Saat penangkapan itu, pihak kecamatan telah berkoordinasi dengan perangkat desa dan BPD agar membubarkan setiap ada warga yang berkumpul pada malam itu untuk menghindari bentrok dengan polisi yang menangkap terduga pelaku pengeroyokan. Menurut dia, pihaknya mengimbau supaya warga tidak terpancing dan terprovokasi dengan penangkapan orang-orang yang diduga terlibat dalam pengeroyokan.

4. Jenazah dipulangkan ke Medan



Pihak Kepolisian Resor Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, telah mengirim jasad Brigadir Polisi Jalius Sinnurat yang tewas dikeroyok massa ke kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara.

"Jasad korban telah dikirim pakai mobil ambulans ke kampungnya di Medan dikawal oleh anggota Polisi di daera ini," kata Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Mukomuko AKBP Wisnu Widarto, melalui Kabag Ops Kompol Laba Meliala, di Mukomuko, Jumat.

Anggota Polsek Kecamatan Kota Mukomuko Brigadir Polisi Jalius Sinnurat tewas dikeroyok massa saat korban yang berstatus duda itu diduga sedang berduaan dengan janda, pada Kamis (12/6) malam sekitar pukul 11.00 WIB.

Laba mengatakan bahwa korban semasa hidupnya merupakan orang baik, mudah bergaul dengan masyarakat, dan tidak pernah berbuat yang macam-macam.

Sumber : http://m.merdeka.com/peristiwa/anggota-polisi-tewas-dikeroyok-massa-saat-berduaan-dengan-janda/jenazah-dipulangkan-ke-medan.html

Monday 9 June 2014

"Prabowo-Hatta Terlalu Percaya Diri"



Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, terlalu percaya diri dan tampak kurang persiapan menghadapi acara "Debat Capres dan Cawapres", di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/7/2014) malam. Dalam beberapa kesempatan, keduanya terlihat tak terarah dalam menjawab pertanyaan, salah satunya saat Prabowo ditanya soal isu pelanggaran hak asasi manusia tahun 1998.  

"Prabowo-Hatta, saya melihat, mereka overconfident. Tampaknya, tidak begitu ada persiapan yang matang. Terlalu percaya diri," kata Emrus saat dihubungi, Senin malam. 

Ketidaksiapan Prabowo-Hatta, lanjut Emrus, juga terlihat saat beberapa kali menyatakan setuju dengan pandangan pasangan rivalnya, Joko Widodo-Jusuf Kalla. Hal ini tak disia-siakan oleh JK yang mengucapkan terima kasih atas respons positif Hatta terhadap pemikirannya dan Jokowi.

Emrus mengatakan, Prabowo-Hatta seharusnya lebih berani menawarkan program dan pandangan yang berbeda dari rivalnya. Menurut Emrus, dalam sebuah debat, "mengamini" pernyataan lawan sebaiknya dihindari.  

Ia juga menilai, pertanyaan yang diajukan Prabowo kepada Jokowi terkait pemekaran daerah tak tajam sehingga mudah dijawab oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta itu. Sebaliknya, saat diajukan pertanyaan tentang pelanggaran HAM oleh Jusuf Kalla, Prabowo seolah tak siap menjawabnya. Menurut Emrus, pertanyaan tersebut harusnya dapat dijawab dengan lebih cantik oleh Prabowo. Seharusnya, Prabowo bisa memanfaatkan pertanyaan ini untuk menjawab dengan lugas persoalan yang selalu dikaitkan dengan dirinya itu. 

"Itu bukan persoalan baru, karena sudah beberapa tahun yang lalu. Kenapa saat saya (Prabowo) menjadi calon wakil presiden Mega, tidak mempersoalkan itu?" kata Emrus, mengandaikan dirinya sebagai Prabowo. 

Debat perdana capres dan cawapres malam tadi, mengambil tema "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum". Masih tersisa empat debat lagi dengan tema sebagai berikut:

1. 15 Juni: Debat capres disiarkan Metro TV dan Bloombergdengan Tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial. 
2. 22 Juni: Debat capres disiarkan TV One dan ANTV dengan Tema Politik Internal dan Ketahanan Nasional.
3. 29 Juni: Debat cawapres disiarkan RCTIMNCTV, dan Globaldengan Tema Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Iptek.
4. 5 Juli: Debat capres dan cawapres disiarkan TVRI dan Kompas TV dengan Tema Pangan, Energi, dan Lingkungan.

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2014/06/10/0632279/.Prabowo-Hatta.Terlalu.Percaya.Diri.

Bondan Prakoso: Bisa Jadi Kampanye Hitam Itu Keadaan Sebenarnya




Seiring masa kampanye calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) mulai bergulir pada 4 Juni 2014, pemain bas sekaligus vokalis dan pencipta lagu Bondan Prakoso (30) mengaku belum bisa menentukan apakah akan memilih pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa atau Joko Widodo (Jokowi) dan Muhammad Jusuf Kalla (JK).
"Dua-duanya punya visi berbeda, punya karakter yang beda. Gue berada di fase memilih," kata Bondan usai jumpa pers film Para Pemburu Gajah, di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (5/6/2014). 
Secara pribadi Bondan malah merindukan figur Presiden Soekarno. 
"Gue rindu sosok Bung Karno ya, walau gue enggak lahir di zamannya," ujar Bondan, yang kini bersolo karier setelah Bondan feat Fade 2 Black belum berkegiatan lagi. 
Meski belum menentukan pilihannya, Bondan berharap presiden ketujuh negara ini nanti bisa memerbaiki industri musik dalam negeri. 
"Yang jelas, siapa pun yang terpilih harus melihat musik bukan sekadar hiburan, tapi harus melihat sebagai sesuatu yang tak ternilai (sangat berharga)," ucap Bondan. 
Bondan juga menanggapi kampanye hitam yang belakangan ini sering dialamatkan baik ke Prabowo maupun Jokowi. Menurut Bondan, kampanye hitam bisa saja merupakan sebuah cerminan keadaan yang sebenarnya. 
"Kalau gue melihatnya fenomena wajar, itu refleksi realita. Kita enggak bisa salahkan para penghujat. Mereka dalam keadaan sadar waktu melakukannya. Kalau bagus, ya bagus, enggak bagus, ya enggak bagus. Kita kan bisa lihat ada kekecewaan, ada yang asbun (asal bunyi), atau yang penting eksis," tekan Bondan.




Sumber : http://entertainment.kompas.com/read/2014/06/06/1055506/Bondan.Prakoso.Bisa.Jadi.Kampanye.Hitam.Itu.Keadaan.Sebenarnya

Dosa Mega, Jokowi dan PDIP Terhadap Umat Islam



Dosa Mega, Jokowi dan PDIP Terhadap Umat Islam Inilah beberapa ‘dosa’ Mega, Jokowi, dan PDIP terhadap umat Islam. Dosa yang mereka lakukan itu, berbentuk pandangan, sikap, dan kebijakan yang merugikan dan membahayakan terhadap keberadaan umat Islam.
Pandangan, sikap, dan kebijakan yang konsisten terhadap umat Islam ini, tidak terlepas ideologi tokoh-tokoh PDIP, yang berdampak terhadap Umat Islam. Di pemilihan presiden 2014, sangat jelas polarisasi antara pendukung Jokowi dengan Prabowo.
Jokowi yang didukung PDIP, merupakan partai yang berbasis ideologi ‘nasionalis sekuler’, dan didukung partai-partai sekuler liberal, seperti Nasdem yang dipimpin si ‘brewok’ Surya Paloh, PKB yang sejak berdiri sebagai partai berbasis pemilihnya sebagian kalanghan Nahdhiyyin, tetapi para tokohnya berpandangan sangat sekuler, dan anti prinsip-prinsip Islam. Di mana para tokohnya merupakan warisan dari organisasi PMII. Ditambah dua partai yang dikendalikan mantan rezim Orde Baru, yaitu Hanura dan PKPPI.
Sangat jelas gabungnya PDIP, Nasdem, PKB, Hanura, dan PKPPI, itu secara kepentingan dan ideologi sudah satu ‘mainstream’ (satu arus utama) dalam politik.
Sedangkan Prabowo didukung Gerindra, merupakan partai yang berbasis ideologi ‘nasionalis regiligus’. Prabowo didukung Gerindra, PKS, PPP, PAN, Golkar, dan secara de facto Partai Demokrat. Prabowo yang semasa menjadi taruna Akabri di Magelang, pernah mendapatkan pengetahuan Islam dari tokoh DDII, Cholil Badawi, sekarang menjadi muara, berbagai kelompok Islam.
Kalangan Islam melihat Prabowo, sejak masih menjadi Danjen Kopassus, sudah menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh Islam, sekarang nampaknya menjadi lokomotif bagi kalangan nasionalis dan Islam, menghadapi ‘monster’ Jokowi yang didukung PDIP, Nasdem, PKB, Hanura, dan PKPPI.
Sehingga, antara Jokowi dengan Prabowo menjadi pertarungan antara kubu : ‘Merah dengan Hijau’.
Inilah beberapa dosa Mega, Jokowi dan PDIP terhadap umat Islam, dan sikapnya yang konsisten PDIP yang tidak pernah mengakomodasi kepentingan golongan Islam sepanjang sejarah. Bahkan, sejak zamannya Bung Karno. Bung Karno pernah membubarkan Konstituante dan mengembalikan kepada UUD’45, membubarkan Partai Masyumi, dan memenjarakan para tokoh Masyumi, termasuk Moh.Natsir, Moh.Roem, Prawoto Mangkusasmito, Isa Anshori.
Soekarno lebih dekat kalangan komunis dibandingkan dengan kalangan Islam, sekalipun Soekarno pernah menjadi murid SKM.Kartosuwiryo. Soekarno pula yang menghukum mati tokoh Kartosuwirjo, yang berjasa menyelamtkan RI, saat menghadapi agresi Belanda. Ketika Mega berkuasa, tidak pernah mengakomodasi kepentingan golongan Islam.
Pertama, diantaranya anggogta DPR PDIP yang sebagian besar banyak kalangan nasionalis sekuler dan phalangis (kristen), selalu memblok (menghalangi) setiap undang-undang yang menjamin kepentingan umat Islam, seperti undang-undang perkawinan, undang-undang sisdiknas.
Di era Mega pula, lahir undang-undang anti teroris, yang sampai sekarang masih digunakan memberangus aktifis Islam. Jika Jokowi menang akan diamandemen undang-undang anti teroris, karena dianggap tidak memadai lagi, khususnya dalam menghadapi ancaman teroris.
Sekarang, Jokowi belum menjadi presiden sudah memerintahkan melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid dengan cara ‘menginteli’ aktifitas masjid, terutama khutban Jum’at dan ceramah-ceramah di masjid-masjid. Ini hanya mengingatkan di masa Orde Baru, di mana semua aktifitas ke-Islaman, dimatai-matai oleh intel. PDIP mengulangi cara yang dikerjakan oleh rezim Orde Baru, yang sepanjang pemerintahannya melakukan repressi terhadap umat Islam.
Jokowi belum menjadi presiden, sudah keluar pernyataan resmi dari Ketua Bidang Advokasi Jokowi, yang dipimpin Ketua Komisi III, Trimedya Panjaitan (phalangis), yang akan menghapus peraturan daerah (Perda) yang berbau atau berkonotasi Syariah. Karena, menurut Trimedya Panjaitan, hanya boleh hidup di Indonesia satu prinsip hidup yang sesuai dengan Pancasila 1 Juni, yang menjadi doktrin ideologi PDIP.
Golongan Islam yang bercita-cita ingin melaksanakan keyakinan agamanya (Islam), nantinya akan menjadi musuh negaraan. Ketua Dewan Syuro PKB, KH.Abdul Aziz Mansyur, mengatakan kepada MetroTV, beberapa waktu yang lalu, bahwa hanya Jokowi yang dapat menyelamatkana aqidah umat Islam. Ini benar-benar sebuah penipuan terhadap umat dan rakyat Indonesia.
Dengan pernyataan KH.Abdul Aziz Mnsyur itu, seakan-akan Jokowi posisinya akan menjadi seorang ‘imam’ atau ‘amirul mukminin’, di dalam sebuah Daulah Islamiiyah.
Ketua Tim Bravo 5, DR.Alwi Shihab mengatakan, bahwa kalangan NU yang menentang Jokowi itu, sebagai pengkhianat dan Wahabi. Ini sebuah pernyataan yang sangat keras, dan mempunyai dampak yang sangat serius. Karena memposisikan Jokowi sebagai ‘sesuatu’ yang sifatnya mutlak.
Sama dengan kalangan NU dan umat Islam, yang tidak mendukung Jokowi sebagai kesalahan besar, dan bisa dikatakan sebagai ‘bughot’ (pengacau/pemberontak), dan berhak diperangi.
Tentu, yang paling penting lagi, pernyataan dari JK yang mengatakan penegakan Syariah Islam, sebagai langkah kemunduran dan keterbelakangan. JK yang sekarang menjadi bagian dari kepentingan dan politik ideologi PDIP.
Keberadaan JK di kubu PDIP dan mendukung Jokowi membuat umat Islam menjadi ragu mensikapi terhadap PDIP dan Jokowi. Inilah langkah strategis yang diambil PDIP, yang bertujuan mengacaukan terhadap sikap umagt Islam. JK menjadi ‘tameng’ PDIP menghadapi kalangan umat Islam. Wallahu’alam.

Sumber : http://m.voa-islam.com/news/opini/2014/06/09/30838/dosa-megajokowi-dan-pdip-terhadap-umat-islam/

Menjelang Ramadhan, Daging Babi Menyusup ke Pasar-pasar di Bandung


Tiga pekan menjelang masuk bulan Ramadhan, Kota Bandung diresahkan dengan penyusupan daging babi. Penyusupan daging babi yang diharamkan dalam Islam inisudah masuk disejumlah pasar tradisional di kota yang sudah mendapat julukan sebagai kota kuliner ini. Kuat dugaan daging bagi yang kian menjamur peredarannya itu berasal dari Lampung.

Daging sapi menjelang Ramadhan harganya mulai melejit mencapai Rp. 100 ribu per kilogram. Sementara keberadaan daging babi sendiri dijual jauh lebih murah dengan harga Rp. 40 ribu per kilo. Parahnya, para oknum pedagang mengaku jika daging babi tersebut adalah daging sapi kualitas tiga.

“Biar laku terjual, pedagang menyebutnya daging sapi kualitas 3, padahal itu daging babai kang” kata Mulyana, warga Bandung yang memiliki data akurat soal peredaran daging tersebut, Selasa (03/06/2014) seperti yang dilansir oleh surat kabar lokal Fakta Jabar Rabu (04/06/2012).

Mulyana menjelaskan, peredaran daging babi dalam sepekan ini makin meresahkan warga Bandung. Pasalnya, banyak pembeli juga masyarakat yang mengetahui perbedaan antara daging sapi dan daging babi tersebut. Serat daging babi lebih kecil, sedang daging sapi memiliki serat lebih besar. Aroma yang dikeluarkan dari daging babi sangat tak enak dicium dan lebih anyir.

“Kami berharap polisi segera menertibkan peredaran daging bagi yang mulai masuk ke Bandung menjelang Ramadhan ini” pintanya.

Berdasarkan laporan dari beberapa pedagang, pelaku mendistribusikan daging tersebut dari Lampung ke Bandung dalam keadaan terbungkus platok dan sudah menggunakan pengawet.

“Pengiriman dilakukan setiap tengah malam. Dalam seminggu bisa sampai empat kali pengiriman” terang warga yang mengetahui lokasi pengiriman daging haram tersebut.

“Dua lokasi yang diduga menjadi penyalur di Bandung, masing-masing ada di Ciwastra dan Batununggal” akunya.

Untuk menertibkan pengiriman daging yang menjadi momok yang meresahkan itu, Ia dan pihak lainnya mengaku sudah melaporkan ke Krimsus Polda Jabar.

Di tempat terpisah, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung (Dispertapa) Ikhsani Sadikin mengaku belum mendapat laporan terkait informasi peredaran daging babi di sejumlah titik di Kota Bandung.

“Petugas kamu rutin melakukan pemantauan, tapi sampai sekarang belum ada laporan resmi soal beredarnya daging babi tersebut” terangnya.

Kaum Muslimin di seluruh Indonesia, dan khususnya kepada kaum Muslimin di Kota Bandung, harus benar-benar waspada ketika akan membeli daging di pasar. Jangan sampai di bulan suci Ramadhan ini, saat berbuka puasa nanti kita mengkomsumsi makanan (baca: babi) yang sangat diharamkan dalam Islam ini. Seluruh elemen kaum Muslimin dan pemerintah juga harus berperan aktif untuk mencegah menyebarnya daging babi ini. Sehingga, bulan suci Ramadhan akan kita jalani beberapa pekan lagi ini, dapat dilakukan dengan kusyu. [PurWD/Adi/voa-islam.com]

Sumber : http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2014/06/08/30833/menjelang-ramadhandaging-babi-menyusup-ke-pasar-pasar-di-bandung/

Saturday 7 June 2014

Marak Kejahatan Seksual Anak, Buah Sistem Sekuler dan Liberal


Indonesia kini dalam kondisi darurat kejahatan seksual anak. Upaya pemerintah yang telah mencanangkan Gerakan Anti Kekerasan Seksual terhadap Anak (GN-AKSA) dan akan ditindaklanjuti dengan mengeluarkan instruksi presiden (inpres), dinilai tidak menyentuh akar munculnya persoalan.
“Bila dicermati program pemerintah ini lebih banyak mengembalikan tanggung jawab perlindungan anak dari kekerasan kepada orang tua dan keluarga. Tanggung jawab pemerintah seolah cukup diwujudkan dengan pemberian sanksi yang lebih berat pada pelaku kejahatan, dan pemberian fasilitas agar korban kekerasan mendapatkan bantuan pengobatan dan pemulihan kondisi mental,” tulis Iffah Ainur Rochmah, Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) dalam rilis yang diterima hidayatullah.com, Sabtu (24/5/2014) sore.
Padahal persoalan ini, menurut Iffah, buah dari penerapan sistem sekuler dan liberal yang rusak,  yang hanya melahirkan kerusakan dan kebobrokan di semua lini kehidupan.  Tidaklah cukup menyelesaikan masalah ini hanya dari satu sisi, misalnya pendidikan seks pada anak semenjak dini, atau memperberat hukuman terhadap pelaku termasuk dengan memberikan suntikan hormon yang kerap disebut kebiri kimiawi.
Kata Iffah, perlindungan menyeluruh bagi anak dari kekerasan seksual mengharuskan negara membuat evaluasi menyeluruh atas kebijakan terkait berjalannya fungsi keluarga, adanya lingkungan yang kondusif, kurikulum pendidikan yang sejalan serta penegakan hukum.
“Ini artinya, negaralah pihak yang paling bertanggung jawab dalam melahirkan sistem yang akan memberi perlindungan seutuhnya bagi anak. Bila sistem sekuler dan liberal yang berjalan saat ini terbukti hanya melahirkan maraknya kejahatan seksual terhadap anak, selayaknya sistem ini dibuang jauh-jauh dari kehidupan umat yang mayoritas Muslim ini,” tegas Iffah.*

Rep: Ibnu Syafaat
Editor: Syaiful Irwan

Sumber : http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/05/25/22106/marak-kejahatan-seksual-anak-buah-sistem-sekuler-dan-liberal.html

Harta dan Jabatan


Imam An-Nawawi pengarang kitab Matan Arba’in yang disyarah dalam kitab Majalisus Saniyah menceritakan suatu hikayah. Dalam suatu negeri yang Raja telah meninggal tanpa meninggalkan pengggantinya. Setelah masyarakat bermusyawarah, akhirnya berbondong-bondong dari desa dan seluruh penjuru kota keluar untuk mengankat Raja yang baru. Setelah Raja tersebut dipilih, Sang Raja berkuasa dengan sewenang-wenang mengumpulkan upeti dan pajak yang banyak. Sedangkan kehidupan rakyatnya morat-marit dalam kelaparan.
Adapun kehidupan Sang Raja begitu mewah. Semua makanan terhidang di hadapannya. Saking asyiknya menikmati kemewahan tersebut membuat Raja tidak keluar dari Istana sedikit pun. Waktu pun berlalu begitu lama. Sang Raja berkehendak keluar dari istana untuk melihat kondisi rakyatnya. Ditemani oleh pasukan pengamanan yang berpakaian besi ala pasukan perang, Sang Raja terus berjalan di atas kudanya yang diletakkan kursi terbuat dari emas dan permata delima.

Balasan Setimpal
Di tengah perjalanan tersebut, ada seorang Kakek berpakaian compang-camping bermaksud ingin bertemu dengan Raja secara langsung. Namun dihalangi oleh pasukan keamanan Raja. Terjadilah keriuhan antara pasukan tersebut dengan seorang Kakek yang terus bersikeras ingin bertemu Raja, sehingga perdebatan tersebut sampai ke telinga Raja. Akhirnya si Kakek dibolehkan berjumpa dengan Sang Raja.
“Wahai Raja, turunlah sebentar dari kursimu itu; aku hendak berbicara empat mata denganmu,” ujar sang Kakek.
Spontan saja Sang Raja menjawab, “Tidak mau.”
“Kalau begitu, rendahkanlah tubuhmu agar aku bisa membisikkan berita penting kepadamu,” pinta si Kakek.
Rajapun menundukkan kepala sambil mendengar bisikan si Kakek yang bernada pertanyaan, “Taukah siapa aku, wahai Raja?” Tanya si Kakek.
“Tidak!” Jawab Sang Raja.
“Akulah Malaikat Maut yang diperintahkan oleh Allah untuk mencabut ajalmu dengan cara yang paling sakit di dunia ini,” ucap si Kakek.
Mendengar ucapan tersebut, seluruh badan Raja gemetaran dan tanpa sadar Sang Raja terjatuh ke tanah yang tadinya duduk di atas kursi di pundak kuda.
Baju Emas yang dipakai Sang Raja dan mahkota dilapisi delima tersebut pun berbicara, “Aku yang dulu kau rampas dari rakyat secara paksa. Hari ini tidak akan bermanfaat lagi untukmu.”
Sang Raja pun berkata, “Wahai Malaikat Maut, izinkan aku sejenak untuk pulang dan menasehati pada anak dan istriku. Agar mereka bertaubat, tidak lalai dengan kemegahan dunia. Akan kuperintahkan kepada bendahara Istana untuk mengembalikan semua harta rakyatku.”
“Tidak ada waktu lagi bagimu wahai Raja, begitu lama engkau menjadi Raja, lihatlah betapa hancurnya agama ini di bawah kepemimpinanmu. Allah telah bersikap baik terhadapmu. Dahulu, engkau adalah masyarakat miskin. Kemudian Allah menjadikanmu seorang Raja. Mulai hari ini, terimalah azab atas perbuatanmu, wahai Raja.” Dicabutlah nyawa Sang Raja dengan kesakitan yang dasyat. Tinggallah mayat Raja tersebut dikelilingi oleh pasukannya.
Malaikat Maut dalam bentuk seperti seorang kakek pun terus berjalan hingga berjumpa dengan seorang tua renta yang sedang bercocok tanam di kebun. Selesai memberi salam, pemilik kebun mempersilahkan sang kakek tersebut untuk duduk. Menurut riwayat, pemilik kebun tersebut adalah seorang ‘Abid (ahli ibadah).
“Ada tujuan apa sehingga Kakek datang ke sini?” Tanya si ‘Abid.
“Aku adalah Malaikat Maut. Kedatanganku ke sini untuk mengambil nyawamu, wahai hamba Allah,” jawab sang Kakek.
Sambil tersenyum, si ‘Abid pun berkata, “Adakah hal lain yang Allah kabarkan kepadamu?”
“Allah menyuruhku bertanya padamu, seperti apakah aku harus mengambil nyawamu,” tanya sang Kakek.
Si ‘Abid pun menjawab, “Wahai Malaikat, beri waktu aku sejenak untuk pulang ke rumah menjumpai anak dan isteriku. Aku akan mandi dan shalat Zhuhur. Ambillah nyawaku dalam shalat zhuhur itu, mohonlah pada Allah jika boleh demikian.”
Permintaan si ‘Abid dikabulkan oleh Allah lewat perantara Mailaikat Maut tersebut. Selesai menasehati anak dan istrinya, si ‘Abid mandi dan melakukan shalat. Saat si ‘Abid sedang sujud sambil membaca Subhana Rabbiyyal A’la Wabihamdihi malaikat menghampiri si ‘Abid dan mengambil nyawanya dengan penuh kelembutan tanpa merusak nafas si ‘Abid. Keluarlah ruhnya bersamaan dengan nafasnya yang sedang bertasbih memuji Allah tanpa terasa sakit walau sebesar zarrah pun.

Amanah Dalam Jabatan
Ada banyak makna dan hikmah yang bisa dipetik dari dua kejadian di atas. 
Pertamajabatan.  Setiap orang yang telah dipercaya oleh rakyat untuk menduduki suatu jabatan. Peganglah dia dengan penuh amanah dan rasa tanggungjawab pada manusia di dunia dan tanggung jawab di Yaumil Mahsyar di pengadilan Allah. Banyak kita lihat, berlomba-lomba mengumpulkan massa dan mengobral ribuan janji manis untuk para simpatisan dan pendukungnya. Sekarang, mereka para calon legislatif (Caleg) yang bertarung pada 09 April silam telah ditetapkan sebagai anggota dewan. Artinya, siapa saja yang sebelumnya menjadi Caleg dan mengumpulkan suara terbanyak, sekarang tinggal menunggu hari pelantikan untuk merealisasikan segerobak janji manisnya saat kampanye berlansung.
Mamanfaatkan kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh rakyat untuk mengabdi pada negeri bukan malah memperkaya diri. Sadarilah mulai dari sekarang sebelum engkau dilantik. Bersumpahlah atas nama Allah, engkau akan menggunakan jabatan tersebut dengan garis lurus sesuai aturan agama dan hukum yang berlaku. Lapangkanlah dada dan pikiran untuk siap menerima setiap kritikan dan masukan dari rakyat. Karena sebenarnya, engkau pun bisa masuk menjadi anggota dewan berkat adanya pilihan mereka para rakyat. Ringankan langkahmu untuk melihat setiap permasalahan dalam masyarakat. Lemah lembutkan suaramu untuk selalu meminta pendapat para cendikiawan dalam setiap keputusanmu. Karena sesungguhnya ucapanmu itu mewakili ribuan masyarakat yang memilihmu.

Kedua,harta. Harta merupakan perhiasan dunia yang dapat menyilaukan setiap mata yang melihat dan hatinya selalu terpikat. Kecuali mereka yang telah mampu mengontrol hawa nafsunya terhadap dunia sehingga harta bukan lagi tujuannya. Betapa banyak manusia tidak lagi peduli harta itu halal atau haram yang penting baginya harta bisa didapat. Kenikmatan harta telah menyilaukan pandangannya. Seolah harta hanya bisa ditempuh lewat jalan yang haram. Anehnya, yang sering mucul dari mulut mereka, jangankan yang halal, yang haram saja susah dicari.
Kehidupan di era ekonomi yang kapitalis ini, setiap aktifitas selalu dikaitkan dengan harta benda. Keberadaan harta telah memikat hati manusia. Apapun yang dilakukan, tujuan akhirnya untuk menambah saldo pada buku banknya. Teringat ucapan seorang teman yang merantau di Jakarta, “Uang memang bukan segalanya. Tapi segalanya butuh uang.” Konsep tersebut memang ada benarnya. Namun bukan berarti semuanya benar. Artinya, jangan sampai pada kegiatan keagamaan pun masih mencari keuntungan.




Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More