Islam datang ketika dunia tengah dipadati oleh
reruntuhan berbagai ideologi, konsep, dongeng, filsafat, ilusi dan pemkiran.
Dimana terjadi campuraduk antara yag benar dan yang batil, antara yang asli dan
akibat himpitan reruntuhan yang besar ini, merasa galau dalam berbagai
kegelapan dan angan – angan, tidak pernah merasakan adanya keyakinan dan
kepastian.
Kebingungan yang tidak pernah menemukan ketenangan,
kepastian dan cahaya, itulah yang membelenggu pandangan umat manusia
tentang tuhannya, tentang sifat –
sifatnya, dan tentang hubungannya dngan makhluknya, khususnya tentang bentuk
hubungan antara allah dan manusia.
Hati nurani manusia tidak akan pernah bisa merasa tenang
dan mantap dalam menghadapi masalah alam raya, masalah dirinya dan sistem kehidupanya,
sebelum ia mendapatkan ketenangan dan kemantapan dalam masalah aqidah dan
konsepsinya tentang tuhan dan sifat – sifatnya. Sebelum sampai kepada keyakinan
yang jelas dan lurus ditengah kebutaan, kebingangan dan reruntuhan yang teramat
berat ini.
Manusia tidak akan menyadari perlunya ketenangan dan
kemantapan ini sebelum ia melihat besarnya reruntuhan itu dan mencermati
kebingungan tersebut dari berbagai kepercayaan, konsepsi, dongeng, filsafat,
ilusi dan pemikiran yang mengotori hati manusia ketika islam datang itu. Hal
yang sebagiannya telah kami sebutkan terdahulu.
( sebagian besar diantaranya akan dipaparkan dalam pemaparan berbagai
surat al-qur”an ketika menberikan solusi tuntas, sempurna dan menyeluruh ).
Itulah sebabnya perhatian utama islam tertuju kepada
pembebasan masalah aqidah ( dari berbaga reruntuhan tersebut ) dan perumusan tashawwur ( pandangan ) yang
memberikan kemantapan hati nurani tentang allah, sifat – sifatnya, hubungannya
dengan makhluk dan hubungan makhluk dengannya, secara pasti dan yakin.
Oleh sebab itu pula tauhid yag sempurna, murni, jernih
dan menyeluruh, yang tidak terkontaminasi kotoran apapun baik dari jauh maupun
dari dekat. Adalah merupakan kaidah tashawwur yang dibawa oleh islam.
Islam secara terus menerus memperjelas tashawwur ini didalam hati nurani, dan
senantiasa mengawasi segala bentuk bisikan dan virus yang bergelayutan di
seputar hakikat tauhid ini, hingga terbersihkan dari segala macam kotoran dan
membirkannya kokoh dan kuat, tidak terjamah oleh segala bentuk keraguan dan
ilusi.
" Begawan ainun "
Sumber : Tafsir fi-zhilalil qur’an. Sayyid Quthb.
0 komentar:
Post a Comment