JAKARTA-Kondom menjadi barang yang paling dicari-cari di Bali. Bahkan,
orang yang menggunakan kondom naik hingga 50 persen dibanding 2012.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya menjelaskan,
berdasarkan data diketahui jika penggunaan kondom di Bali naik hingga 50
persen.
Pengguna kondom tersebut, kata Suarjaya biasanya dilakukan oleh para
perilaku seks bebas. Hanya sedikit pengguna kondom yang dilakukan
pasangan suami istri yang sah.
Hal itu menurutnya bahwa perilaku seks di luar nikah atau seks bebas semakin marak di Bali.
"Di sisi lain, meningkatnya penggunaan kondom di Bali tersebut juga
bisa dikatakan meningkat pula kesadaran masyarakat untuk menggunakan
kondom. Dampaknya sangat positif karena bisa berdampaknya menurunnya
kasus berbagai penyakit menular seksual termasuk HIV Aids yang sangat
mematikan," ujar Suarjaya di Denpasar, Senin (16/9/2013).
Menurut Suarjaya, Pemprov Bali selama ini tidak memiliki anggaran
khusus untuk kondom dan anggaran itu biasanya berasal dari APBN, Global
Fun.
Ia berharap ke depannya, akses terhadap kondom lebih mudah dan murah tetapi tetap berkualitas.
"Ini bukan berarti kita ingin melegalkan seks bebas atau mendukung
prostitusi tetapi hanya semata-mata meminimalisir penularan penyakit
terutama penyakit seksual yang sangat berhubungan erat dengan perilaku
seks bebas," paparnya.
Suarjaya menegaskan jika pendidikan karakter bagi generasi muda di
Bali masih dinilai masih minim. Menurutnya, tanggungjawab pendidikan
karakter atau perliaku merupakan tanggung jawab moral dari orang tua,
guru, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
"Inilah yang disebut dengan pendidikan pada level hulu. Dan di Bali,
pendidikan di tingkat hulu masih dinilai gagal karena banyaknya
perilaku penyimpangan yang terjadi pada generasi muda Bali," tegasnya
Gagalnya pendidikan karakter di tingkat hulu, sambung Suarjaya
menjadi salah satu penyebab meningkatnya penggunaan kondom di Bali.
Untuk itu, ia mengaku sangat mendukung upaya Ketua KPAI Bali I Ketut
Sudikerta yang juga adalah Wakil Gubernur Bali saat ini yang sudah
secara terbuka meminta kepada pihak KPAI Bali dan KPAI kabupaten dan
kota di Bali untuk lebih konsen terhadap kasus penularan HIV Aids.
Wagub Sudikerta, tutur Suarjaya telah meminta agar dibuatkan rancangan khusus dengan alokasi anggaran yang khusus pula.
Alokasi anggaran khusus tersebut akan dimasukan dalam rancangan anggaran di tahun 2014 yang nilainya mencapai Rp 6 miliar.
"Sebelumnya memang tidak ada anggaran khusus untuk pemberantasan HIV
AIDS. Anggaran itu diberikan melalui Dinas Kesehatan yang jumlahnya
sangat minim dan Dinas Kesehatan hanya memperoleh Rp 500 juta.
Sementara, KPAI Bali hanya mendapatkan jatah Rp 500 juta. Ini merupakan
komitmen Wagub Sudikerta untuk pemberantasan HIV Aids, untuk
meminimalisir penyebaran HIV Aids di Bali," pungkasnya. [gus]
Sumber : http://www.rimanews.com
0 komentar:
Post a Comment