Anak bungsu musisi Ahmad Dhani dari isteri Maia Estianty, Ahmad Abdul
Qodir Jaelani yang akrab disapa “Dul” berumur 13 tahun sejak hari ini
menjadi buah bibir publik, bukan karena kehebatannya bermain musik
seperti orang tuanya, tetapi kecerobohannya yang menyebabkan 6 orang
meninggal dunia sia-sia ; Dengan usia yang belum diijinkan secara hukum
untuk mengemudi mobil, si Dul telah nekad mengendarai mobil sedan
Mitsubishi Lancer dini hari tadi dengan kecepatan tinggi di jalan tol
Jagorawi. Sebagaimana yang disampaikan berbagai media massa, akibat
kecepatan yang tinggi dan kehilangan kontrol, mobil si Dul berpindah
jalur, menabrak pagar pembatas tol dan terjadilah tabrakan maut dengan
mobil yang melaju berlawanan arah dengan mobil si Dul.
Kejadian luar biasa ini tentu mengundang reaksi emosional masyarakat
karena anak dibawah umur melakukan perbuatan yang tidak patut
dicontoh,terkesan sok pamer, dan terlebih orang tuanya diyakini
mengetahui si Dul nyetir mobil bukan cuman kali ini saja dan dibiarkan.
Komentar yang muncul dari masyarakat kebanyakan mencaci-maki kelakuan
Ahmad Dhani yang tidak bisa mendidik anaknya dengan kepatutan sehingga
mengakibatkan kerugian yang tak terkira, yaitu nyawa manusia yang
menjadi tulang punggung keluarga melayang sia-sia.
Kejadian serupa pernah terjadi pada 2 orang anak muda,yang orang
tuanya juga sangat terkenal di negeri ini dan daerah dimana si anak ini
bermukim ; Yang pertama adalah Rasyid Rajasa putra dari Menko
Perekonomian Hatta Rajasa pada awal Tahun Baru 2013,dimana Rasyid
terlibat kecelakaan maut di Tol Jagorawi hingga menewaskan dua orang.
Kejadiannya juga mirip si Dul yaitu sebelumnya diketahui main ke rumah
teman wanitanya untuk merayakan tahun baru,sedangkan si Dul pulang dari
kencan malam minggunya. Rasyid sempat diadili namun kemudian bebas tanpa
pernah ditahan.
Sedangkan yang kedua adalah Muhammad Dwigusta Cahya (18) pengendara
Nissan Juke di Tol Purbaleunyi awal April 2013 yang lalu dan bertabrakan
dengan Xenia dengan modus mirip si Dul,dimana mobilnya berpindah jalur.
Akibat gaya mengemudinya yang ngebut dan kehilangan kontrol, Dwigusta
menyebabkan 5 nyawa melayang sia-sia. Dwigusta adalah anak dari General
Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta,
Agus Andriyanto. Saat ini kasus Dwigusta masih dalam proses pengadilan
dan yang bersangkutan hanya dikenai tahanan kota.
Melihat sepak terjang anak-anak muda dari orang terkenal di Indonesia -
yang orang tuanya mempunyai “nama besar” sungguh mengiris sanubari,
terlebih pihak kepolisian seperti mandul menghadapi “kenakalan” mereka.
Jadi teringat ketika seorang teman mengalami kecelakaan tunggal dan
mengakibatkan baby sitter atau pengasuh anaknya meninggal dunia, sebab
ketika itu si pengasuh duduk di jok belakang dan terhimpit tiang listrik
yang ditabraknya. Keluarga (isteri dan anak) yang saat itu sedang
bersama satu mobil yang dikemudikannya selamat dan hanya luka ringan
saja. Teman tersebut ditahan di sel tahanan sebuah Polres di Jakarta
karena dianggap lalai mengemudikan kendaraan dan menyebabkan kematian
orang lain. Urusan penyelesaian kekeluargaan dengan pihak keluarga si
baby sitter tidak langsung serta merta mengeluarkan teman tersebut dari
tahanan.
Keadilan semu telah diciptakan oleh Pihak Kepolisian dalam menangani
perkara kecelakaan lalu lintas. Melihat anak Hatta Rajasa yang bebas
melengang, publik menganggap pengadilan tersebut penuh kontroversi dan
langsung masyarakat pun bereaksi negatip dengan komentar yang membuat
risih,antara lain mengatakan telinga penegak hukum itu tuli dan bisa
jadi kantong mereka sudah terisi dengan uang damai. Demikian juga dengan
Dwigusta yang hanya dikenai tahanan kota, membuat masyarakat umum
geleng-geleng kepala,” Koq bisa yaa…???. Katanya hukum harus
ditegakkan...??? ”
Entah dengan kasus si Dul ini, mungkin saja semua penegak hukum dan
Komnas Anak akan mengatakan,” masih kanak-kanak…dan tidak bisa diadili ”
; Uang damai juga barangkali sudah disiapkan oleh Ahmad Dhani untuk
keluarga korban agar anaknya bisa diampuni dan tidak dihukum atau
ditahan di LP Anak-Anak. Saat ini mata publik sedang melihat lagi
bagaimana penegakan hukum di Indonesia begitu lemah dan keadilan sulit
diperoleh untuk orang kecil. Hukum dikatakan baik dan adil hanya untuk
orang-orang berkedudukan tinggi, kaya dan berkantong tebal - akhirnya
membebaskan mereka dari tuntutan “kejahatan” atas kelalaian mereka,
sedangkan bagi si miskin jangan sekali-sekali pernah berbuat jahat atau
lalai dan melanggar hukum….... Sido modarr tenaann gundolmuu....!!!
Barangkali dengan modus kecelakaan lalu lintas yang telah “diatur”
oleh Tuhan ini - yang terjadi sejak awal tahun 2013 hingga sekarang ini
ada 2 hikmah besar yang bisa kita ambil yakni :
Pertama, sebagai teguran awal kepada para orang tua yang berlimpah
harta dan punya kedudukan tinggi, bahwasanya harta dan kedudukan semata
tak bisa menjamin kebaikan dan keselamatan seseorang (anak). Mungkin
selama ini banyak yang lupa diri, pongah, merasa bisa memiliki dan
melakukan apa saja dengan modal jabatan dan finansialnya. Akhirnya
terpaksa Alam (Tuhan) melalui wakil-wakilnya di dunia ini membuat
skenario khusus untuk menegur orang-orang yang lalai dan jumawa
tersebut. Karena manusia sering lupa diri bila telah memiliki segalanya,
padahal bagi Tuhan tak ada sulitnya, ibarat orang membalikkan telapak
tangan untuk menghabiskan dan memusnahkan harta, kekayaan, kedudukan dan
kehormatan mereka hanya dalam hitungan detik - dengan seribu satu macam
cara yang kadang tak masuk akal sehat - akan sirna semuanya. Manusia
banyak alpa di sini.
Kedua, untuk menguji jajaran atau Korps Kepolisian dan para aparat
penegak hukum lainnya di Indonesia apakah bisa berlaku adil atau tidak.
Namun bila memang kejadiannya seperti yang sudah-sudah akhirnya, maka
entah azab apalagi yang harus ditimpakan kepada mereka ( polisi dan
penegak hukum lainnya). Masyarakat umum dan rakyat kecil hanya bisa
berdoa serta 'menghimbau' kepada Tuhan, semoga keluarga mereka (terutama
anak-anak yang tidak tahu-menahu) tidak menjadi korban pengadilan Tuhan
di dunia…. juga di akherat kelak. Semoga !
[ mrheal / rims / kmps ]
Sumber : http://www.rimanews.com
0 komentar:
Post a Comment